Cerita Mendag Tolak Impor Beras, tapi Akhirnya Dibuka Juga

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku sempat menolak adanya impor beras.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Des 2022, 12:29 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 12:29 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku sempat menolak adanya impor beras. Penolakan itu sempat ia utarakan dua kali dalam rapat terbatas.

"Jadi impor beras ini sebetulnya saya tidak setuju, saya menentang keras dari dua kali rapat saya tidak setuju," ujar Zulkifli Hasan dalam diskusi bersama ICMI mengenai Polemik Impor Beras di Akhir Tahun, Selasa (27/12/2022).

Penolakannya saat itu berdasarkan keterangan Menteri Pertanian bahwa cadangan beras pemerintah surplus 7 juta ton. Di satu sisi, Zulkifli sangsi terhadap klaim bahwa Indonesia surplus beras dengan jumlah tersebut lantaran komoditas tani tidak selaras dengan kebutuhan panen.

Misalnya saja, ucap Zulkifli, terjadi kelangkaan pupuk, irigasi sedang tidak bagus, obat-obatan tidak merata jelang panen. Di satu sisi, Bulog menyatakan bahwa cadangan beras yang ada tersisa 500.000 ton dari batas minimal 1,2 juta ton.

"Sedangkan harga beras naik terus hampir Rp1.000 naiknya," ucap Mendag.

Zulkifli kemudian mengusulkan Bulog membeli harga gabah ataupun beras yang ada di petani meski harga mahal sekalipun. Namun, karena bukan musim panen, sementara cadangan beras telah tiris, langkah impor menjadi opsi yang perlu ditempuh.

 

Demi Jaga Ketahanan Pangan

Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Rasamala, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (2/12/2022)
Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Pasar Rasamala, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (2/12/2022) (dok: KBUMN)

Sebelumnya Zulkifli pernah menegaskan bahwa impor beras dilakukan untuk menjaga kestabilan harga beras di pasar. Hingga penghujung tahun 2022 ini, Bulog akan menerima 200.000 ton beras dari total jumlah 500.000 ton.

"Sebagian dari impor, 200.000 ton sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," kata Mendag Zulhas saat melakukan Sidak ke Tanjung Priok, Jumat (16/12).

Mendag menyebutkan, data dari Kementan memang menunjukkan surplus Beras. Tapi karena harga beras terus meningkat secara signifikan, hingga mencapai Rp10.000 per liternya, akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300. Sehingga masyarakat bisa memilih, ada beras yang merk, premier dan beras dari Bulog yang dijamin.

 

Penugasan Bulog

Budi Waseso dan Zulkifli Hasan Tinjau Kedatangan Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perum Bulog pun kemudian mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor 500.000 ton beras. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,2 juta hingga akhir tahun 2022.

Sesuai keputusan hasil rapat koordinasi terbatas (Rakortas) bersama Presiden, Bulog ditugaskan untuk mengimpor 500.000 beras, dan sisanya 500.000 ton beras lainnya rencananya akan disupply dari dalam negeri.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, sampai dengan akhir Bulan Desember 2022 ini akan masuk beras impor sebanyak 200.000 ton guna menambah cadangan beras pemerintah ke 14 titik pelabuhan di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya