Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak perempuan berusia delapan tahun di India tengah menarik perhatian publik internasional, setelah menolak mewarisi kekayaan dan bisnis berlian bernilai jutaan dolar.
Ia justru lebih memilih untuk menjadi biarawati dan meninggalkan hal-hal duniawi.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Jumat (28/1/2023), putri sulung dari pengusaha berlian di India Dhanesh dan Ami Sanghvi, yakni Devanshi Sanghvi memutuskan untuk menggunakan pakaian sari putih, dan mendatangi rumah ke rumah untuk mencari sedekah sebagai seorang biarawati salah satu agama tertua di dunia, Jainisme.
Advertisement
Pada Rabu pekan lalu, Devanshi mengambil sumpah dalam upacara pelepasan untuk meninggalkan kesenangan duniawi, Diksha di hadapan biksu Jainisme.
Dihadiri oleh puluhan ribu orang di Surat, Gujarat, India, Devanshi didampingi oleh orang tuanya dengan mengenakan mahkota berlian dan pakaian berbahan sutra halus.
Setelah itu, Devanshi akan tinggal di biara tempat tinggal biksu dan biksuni Jainisme, Upashraya.
"Dia tidak bisa lagi tinggal di rumah, orang tuanya bukan lagi orang tuanya, dia adalah seorang Sadhvi (biarawati) sekarang," kata Kirti Shah, pedagang berlian sekaligus rekan keluarga Devanshi.
"Kehidupan seorang biarawati Jain benar-benar keras. Dia sekarang harus berjalan ke mana-mana, dia tidak akan pernah bisa naik transportasi apa pun, dia akan tidur di atas seprai putih di lantai dan tidak bisa makan setelah matahari terbenam," bebernya.
Bukan Keputusan yang Mengejutkan ?
Namun, keputusan Devanshi tidak terlalu mengejutkan publik di India. Karena, ia tumbuh dari orang tua yang dikenal sangat religius.
"Devanshi tidak pernah menonton televisi, film, atau pergi ke mal dan restoran," sebut laporan Times of India.
"Sejak usia muda, Devanshi telah berdoa tiga kali sehari dan bahkan berpuasa pada usia dua tahun," kata surat kabar itu.
Keluarga Devanshi menggelar perayaan besar-besaran di kota Surat. Dalam perayaan tersebut, sehari sebelum upacara pelepasannya.Â
Devanshi dan keluarganya duduk di atas kereta kencana yang ditarik oleh seekor gajah diiringi dengan seekor unta, kuda, gerobak sapi, penabuh genderang, dan pria bersorban yang membawa kanopi.Â
Selain di kota Surat, prosesi tersebut juga dilaksanakan di Mumbai dan kota tempat keluarga Sanghvis berbisnis, Antwerpen, Belgia.
Advertisement
Menuai Kontra
Disisi lain, keputusan untuk Devanshi menjadi biarawati di usia yang sangat muda menuai kontra dari sejumlah ahli.
Seorang konsultan perlindungan anak di Mumbai, yakni Prof. Nilima Mehta berpendapat bahwa Devanshi akan membuatnya mengalami kesulitan dan kekurangan yang sangat besar. Sebab, kehidupan sebagai seorang biarawati Jainisme sangatlah keras.
"Hidup sebagai biarawati Jain sangat keras," ujar Prof. Mehta.
Dia menjelaskan, secara hukum, persetujuan seorang anak bukan bentuk persetujuan. Secara hukum, seseorang baru bisa membuat keputusan secara independen ketika sudah berusia 18 tahun.
"Jika keputusan itu merampas pendidikan dan rekreasi anak maka itu adalah pelanggaran terhadap hak-haknya," jelasnya.