Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia hari ini berbalik arah pada penutupan perdagangan Kamis, setelah di sesi awal perdagangan mengalami kenaikan.
Harga minyak dunia terombang ambil dalam dua sentimen. Di awal mampu naik karena tanda-tanda rebound ekonomi yang kuat importir minyak mentah utama yaitu China. Tetapi di tengah perdagangan sentimen tersebut mendapat lawan yaitu kekhawatiran atas dampak potensi kenaikan suku bunga Eropa.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Jumat (3/3/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik 33 sen atau 0,41 persen menjadi USD 81,08 per barel pada pukul 15:35. ET. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 32 sen atau 0,41 persen menjadi USD 78,01 per barel.
Advertisement
Aktivitas manufaktur di China tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade pada bulan lalu. Hal ini menambah bukti rebound di ekonomi terbesar kedua di dunia setelah penghapusan pembatasan COVID-19 yang ketat.
Impor minyak Rusia melalui laut China akan mencapai rekor tertinggi bulan ini karena penyuling memanfaatkan harga murah.
Pasar Tertekan
Namun, pasar tertekan oleh meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) setelah kenaikan harga konsumen yang lebih cepat dari perkiraan di Perancis, Spanyol dan Jerman.
"Kekhawatiran inflasi yang muncul kembali berkontribusi pada suasana yang suram," kata analis PVM Oil Tamas Varga.
"Kecemasan inflasi yang terus-menerus akan bertindak sebagai jeda reli yang berkepanjangan dalam waktu dekat." tambah dia.
Â
Inflasi Eropa
Inflasi zona euro naik ke tingkat tahunan yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,5 persen pada bulan Februari, menurut perkiraan pertama dari badan statistik UE.
Risalah Bank Sentral Eropa pada hari Kamis juga menyarankan mungkin terus menaikkan suku bunga di luar pertemuan bulan Maret dalam dua minggu, kata ING Economics.
Â
Advertisement
Sentimen AS
Di Amerika Serikat, penumpukan stok minyak mentah selama 10 minggu berturut-turut juga membebani pasar.
Rekor ekspor minyak mentah AS, bagaimanapun, membuat kenaikan lebih kecil dari dalam beberapa minggu terakhir, kata Administrasi Informasi Energi.