Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima meminta agar PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN tidak memutus jaringan listrik pelanggan subsidi yang mengalami keterlambatan pembayaran pada periode lebaran Idulfitri 1444 Hijriah. Khususnya pada H-3 hingga H+3 lebaran.
"Yang terlambat bayar untuk listrik subsidi rakyat tolong H-3 sampai H+3 nggak ada pencabutan kalau terlambat bayar, kasih bonus lebaran," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2023).
Baca Juga
Dia menerangkan, PLN harus peka mempertimbangkan kondisi keuangan masyarakat di periode Idulfitri. Mengingat, banyaknya pengeluaran yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan lebaran.
Advertisement
"Dan tanggalnya itu kan pas, tanggal 21 ke 23 (April) ini situasi keuangan di bawah juga sulit pak. Ini masukan saja," ungkapnya.
Meski begitu, dia mempersilahkan PLN untuk kembali melakukan kegiatan pemutusan jaringan listrik bagi pelanggan yang gagal bayar. Dengan catatan, kebijakan ini diterapkan usai periode lebaran.
"Nanti kalau habis lebaran baru di cabut, itu keluhan-keluhan rakyat karena banyak faktor keuangan yang untuk lebaran," ucap dia mengakhiri.
Dalam rapat tersebut, PLN belum memebrikan tanggapan lebih lanjut terkait permintaan dari Komisi VI DPR RI. Rapat sendiri tidak dihadiri oleh Dirut PLN Darmawan Prasodjo, namun diwakili oleh Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto.
PLN Haramkan Listrik Mati saat Lebaran 2023, Ini Strateginya
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo meminta tidak adanya insiden listrik mati pada perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah. Terutama di pusat-pusat kegiatan keagamaan dan umum.
"Masyarakat Indonesia akan merayakan Idulfitri, tidak boleh ada listrik mati, tidak boleh ada ibadah yang terganggu, tidak ada fasilitas umum yang boleh bermasalah listriknya saat lebaran," ujarnya dalam acara Apel Siaga Kelistrikan Idulfitri 1444 H di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Rabu (5/3).
Untuk itu, perseroan menyiagakan 20.130 personel PLN dan 61.560 tenaga alih daya yang terdiri dari tim pelayanan teknik dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Tidak hanya personel, PLN juga menyiapkan sekitar 2.300 posko siaga kelistrikan yang tersebar di seluruh tanah air.
Darmawan juga menginstruksikan agar seluruh posko ditempatkan di titik-titik krusial. Selain itu, seluruh personel bersiaga dan bersinergi dengan berbagai pihak.
"Saya minta posko-posko siaga bisa dibangun di seluruh tempat-tempat publik. Kita hadir dimana masyarakat butuh keberadaan PLN," ujarnya.
PLN juga menyiapkan alat pendukung dalam periode Siaga di antaranya menyediakan 1.478 Genset, 559 uninterruptible power supply (UPS), 925 unit gardu bergerak (UGB), 16 unit Trafo Mobile, 259 Crane, 3.260 Mobil dan 3.395 Motor.
Advertisement
Pasokan Energi
Di samping itu, PLN terus memperkuat pasokan energi primer untuk memastikan setiap pembangkit dalam kondisi prima. Begitu juga kondisi seluruh tranmisi, PLN telah melakukan pemeliharaan rutin lebih awal sehingga saat ini dalam kondisi yang aman.
Menurutnya, untuk menjaga jaringan kelistrikan nasional selama periode lebaran, PLN memprediksi kelistrikan yang andal dengan daya mampu pasok sebesar 46,2 Gigawatt (GW), dengan beban puncak mencapai 29 GW. Dia memastikan kesiapan pasokan listrik untuk kelancaran periode Ramadan dan Idul Fitri 1444 H ini mulai dari sisi pembangkit, transmisi, personel hingga peralatan pendukung.
"Kita buat sistem pasokan energi primer yang lebih kokoh. Tahun ini, kita sudah cek, setiap pembangkit kita HOP stok batu bara di atas 20 hari operasi. Artinya, kondisi pembangkit kita sangat aman," tutup Darmawan.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com