Krisis Dolar AS, Argentina Pilih Impor Pakai Yuan China

Langkah ini menjadi salah satu upaya meringankan cadangan dolar AS yang semakin berkurang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Apr 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2023, 16:30 WIB
20150813-Mata Uang Yuan-Jakarta
Petugas menghitung uang pecahan 100 Yuan, Jakarta, Kamis (13/8/2015). Biang kerok keterpurukan kurs rupiah dan sejumlah mata uang negara lain adalah kebijakan China yang sengaja melemahkan (devaluasi) mata uang Yuan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Transaksi perdagangan dengan menggunakan Yuan China, beralih dari dolar AS secara bertahap telah mulai berjalan.

Melansir Channel News Asia, Kamis (27/4/2023) Argentina mengumumkan akan mulai membayar produk impor dari China.

Langkah ini menjadi salah satu upaya negara meringankan cadangan dolar yang semakin berkurang.

Sebelumnya, pada awal April 2023, Argentina sudah berencana melakukan transaksi impor yang bernilai sekitar USD 1 miliar dengan menggunakan yuan, dan setelah itu impor bulanan sekitar USD 790 juta. 

"Keputusan tersebut bertujuan untuk meringankan arus keluar dolar AS," kata Menteri Ekonomi Argentina Sergio Massa dalam sebuah acara setelah pertemuan dengan duta besar China, Zou Xiaoli.

Keputusan itu diambil saat negara Amerika Selatan itu berjuang melewati krisis cadangan dolar di tengah penurunan tajam ekspor pertanian, yang disebabkan oleh kekeringan, serta ketidakpastian politik menjelang pemilu tahun ini.

Pada November 2022 lalu, Argentina memperluas pertukaran mata uang dengan China senilai USD 5 miliar, dalam upaya memperkuat cadangan devisa Argentina.

Perjanjian tersebut akan memungkinkan Argentina untuk memajukan tingkat impor, tambah Massa, dengan pesanan impor dalam mata uang yuan disahkan dalam 90 hari daripada standar 180 hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Salip Dolar, Yuan Paling Banyak Dipakai dalam Transaksi Lintas Batas China

Ilustrasi mata uang yuan (iStock)
Ilustrasi mata uang yuan (iStock)

Yuan menjadi mata uang yang paling banyak digunakan untuk transaksi lintas batas di China pada Maret 2023.

Mata uang China itu bahkan menyalip dolar AS atau USD untuk pertama kalinya, membuat kemajuan dari upaya Beijing untuk mendorong penggunaan yuan secara internasional.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (27/4/2023) Pembayaran dan penerimaan lintas batas dalam mata uang yuan naik ke rekor USD 549,9 miliar pada Maret 2023 dari USD 434,5 miliar sebulan sebelumnya, menurut perhitungan berdasarkan data dari State Administration of Foreign Exchange.

Yuan digunakan dalam 48,4 persen dari semua transaksi lintas batas, sementara dolar AS turun menjadi 46,7 persen dari 48,6 persen sebulan sebelumnya.

Sebagai informasi, Volume transaksi lintas batas mencakup rekening giro dan modal.

 


Upaya China Perluas Penggunaan Yuan dalam Transaksi Lintas Batas

20151130-Mata-Uang-Yuan-AY
Seorang teller menunjukan mata uang Yuan di Jakarta, Senin (30/11). Dana Moneter Internasional (IMF), Senin (30/11), resmi memasukan yuan, atau renminbi, ke dalam special drawing rights (SDR) sebagai mata uang elite dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seperti diketahui, China telah lama mempromosikan penggunaan yuan untuk transaksi dan perdagangan lintas batas sebagai bagian dari upaya internasionalisasi penggunaan mata uangnya.

Namun, penggunaan yuan dalam keuangan perdagangan global masih terbilang rendah, meskipun telah menunjukkan peningkatan yang stabil.

Data dari SWIFT menunjukkan bahwa bagian yuan dari transaksi mata uang global untuk pembiayaan perdagangan naik menjadi 4,5 persen pada Maret 2023, sementara dolar menyumbang 83,71 persen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya