Teten Masduki: Mahasiswa Lulus Jangan Cuma Cari Kerja, tapi Buka Lapangan Kerja

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap ada 1,5 juta orang lulusan universitas yang tidak terserap lowongan kerja tiap tahunnya

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Mei 2023, 20:21 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 20:21 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap ada 1,5 juta orang lulusan universitas yang tidak terserap lowongan kerja tiap tahunnya
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap ada 1,5 juta orang lulusan universitas yang tidak terserap lowongan kerja tiap tahunnya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap ada 1,5 juta orang lulusan universitas yang tidak terserap lowongan kerja tiap tahunnya. Untuk itu, diperlukan peran mahasiswa yang ikut membuka lapangan kerja.

Teten mengantongi data kalau setiap tahun ada 3,5 juta orang lulusan berpendidikan yang berebut mencari kerja. Namun, hanya terserap sekitar 2 juta orang, dengan catatan perekonomian nasional tumbuh sebesar 5 persen. Artinya, tersisa 1,5 juta orang yang tak dapat kesempatan kerja tiap tahun.

“Di kampus, mahasiswa harus diubah pola pikirnya yaitu untuk mencetak lapangan kerja bukan mencari kerja,” ujar dia di Universitas Sumatera Utara (USU), mengutip keterangan resmi, Senin (15/5/2023).

Menkop Teten Masduki menyebut, saat ini pemerintah tengah fokus untuk menggenjot jumlah wirausaha di Indonesia. Termasuk adanya target 1 juta wirausaha baru yang perlu dicapai pada 2024, tahun depan.

“Meski UMKM kita sangat besar mencapai 64 juta pelaku, tetapi rasio jumlah wirausaha baru 3,47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju minimal mencapai 4 persen rasio kewirausahaan. Presiden pun meminta dari kalangan terdidik, mahasiswa, sarjana, untuk terjun menjadi wirausaha karena persaingan industri saat ini persaingan ide kreatif,” ujarnya.

Dia menilai, Indonesia yang tahun ini memegang keketuaan ASEAN ingin membawa Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki peran penting bagi negara kawasan dan dunia. Salah satunya menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di dunia.

Misi yang tertuang dalam gelaran ASEAN Summit dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ini dinilai menjadi momentum yang tepat.

 

Jadi Pengusaha

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap syarat Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Salah satunya adalah jumlah rasio pengusaha atau wirausaha
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap syarat Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Salah satunya adalah jumlah rasio pengusaha atau wirausaha yang harus semakin banyak.

Teten menekankan, untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia juga punya tugas internal untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di dalam negeri menjadi 1 juta wirausaha baru. Sejalan dengan amanat Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.

"Survei di dalam negeri maupun di Asia Tenggara, sebanyak 72 persen mahasiswa ingin menjadi pengusaha,” katanya.

Hal itu pula, kata MenKopUKM, yang menjadi dasar bagi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dalam membidik entrepreneur dari kalangan perguruan tinggi, mengingat persaingan kedepan semakin kompetitif sehingga wirausaha harus punya kemampuan bersaing di pasar global.

“Salah satunya kenapa di USU? Kota Medan sejarahnya memang dibangun oleh para pebisnis, di mana tembakau kualitas unggul di dunia ada di Sumatera Utara, Medan. Sebanyak 3.800 petani tembakau dari Eropa mengelola tembakau yang kemudian ekspor. Medan punya sejarah panjang sebagai kota bisnis,” beber Menteri Teten.

 

Askses Mudah

Telkom
Menteri BUMN RI, Erick Thohir berharap melalui kegiatan pendukung KTT ke-42 ASEAN, dapat menarik minat pasar internasional terhadap UMKM Indonesia, mengingat UMKM merupakan salah satu ujung tombak pondasi ekonomi Indonesia/Istimewa.

Saat ini, menjadi entrepreneur pun sangatlah mudah. Diungkapkan MenKopUKM, sudah banyak platform digital yang bisa membantu untuk memulai bisnis dengan mudah, misalnya melalui Entrepreneur Hub ini.

“Menjadi wirausaha itu mudah asal punya ide, banyak platform digital yang tersedia,” ucapnya.

Dari data startupranking.com per April 2023, Indonesia kini berada di posisi ke-6, sebagai negara dengan jumlah startup dan wirausaha baru terbanyak di dunia. Tak hanya unggul secara kuantitas, secara kualitas saat ini setidaknya Indonesia telah memiliki dua startup dengan status Decacorn dan 9 Startup dengan status Unicorn.

“Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia punya potensi besar melahirkan entrepreneur baru yang lebih besar lagi. Untuk itu saya mengajak untuk terus mengembangkan diri, menjadi future entrepreneur, menciptakan inovasi-inovasi baru, melahirkan UMKM berbisnis model inovatif untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045,” urainya.

 

Cetak 390 Ribu Wirausaha Baru

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Business Matching Pengadaan Produk Dalam Negeri dan UMKM 2022 di Nusa Dua, Bali. (Dok Kemenkop)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Business Matching Pengadaan Produk Dalam Negeri dan UMKM 2022 di Nusa Dua, Bali. (Dok Kemenkop)

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tengah mengejar target 1 juta wirausaha baru pada 2024 mendatang. Per akhir 2022, sudah tercipta sebanyak 392.847 wirausaha baru yang didorong Teten.

Capaian ini berarti hampir setengah jalan dari target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu. Diketahui, ini merujuk pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024. Tujuannya mewujudkan target rasio kewirausahaan 3,95 persen.

Teten mengatakan, target tersebut dapat tercapai melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Pembagiannya, pemerintah pusat memiliki tanggung jawab untuk mencetak 600 ribu wirausaha baru, sedangkan 400 ribu sisanya menjadi tugas bagi pemerintah daerah.

"Hingga akhir 2022, kami sudah mencetak 392.847 wirausaha lewat berbagai strategi yang dirancang oleh KemenKopUKM, mulai dari program inkubasi usaha, digitalisasi KUMKM, konsultasi bisnis dan pendampingan, kegiatan pengembangan kewirausahaan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), hingga pendataan lengkap di masing-masing daerah," kata Menteri Teten dalam keterangannya, Senin (15/5/2023).

Sepanjang 2022 Kemenkop UKM telah melakukan 36 kegiatan pengembangan kewirausahaan, baik yang dilakukan untuk calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan.

Dari situ Kemenkop UKM berhasil melakukan pendampingan kepada 36.821 wirausaha, dengan rincian sebanyak 17.790 merupakan calon wirausaha, 16.144 wirausaha pemula, dan 2.887 wirausaha mapan.

“Untuk pengembangan kewirausahaan tahun ini, kami akan mengagendakan berbagai kegiatan untuk mengulang sukses di tahun 2022, dengan beragam inovasi yang kami harapkan dapat lebih banyak menghasilkan wirausaha baru yang berkualutas,” ujar Menteri Teten.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya