Ekspor Turun Saat Lebaran, Neraca Perdagangan Indonesia Lanjutkan Tren Surplus

Libur panjang Lebaran tak pengaruhi kinerja perdagangan. Neraca perdagangan pada April 2023 kembali mencatatkan surplus senilai USD 3,94 miliar.

oleh Arief Rahman H diperbarui 17 Mei 2023, 13:50 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2023, 13:50 WIB
Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Libur panjang Lebaran tak pengaruhi kinerja perdagangan. Neraca perdagangan pada April 2023 kembali mencatatkan surplus senilai USD 3,94 miliar. Surplus tersebut terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 5,64 miliar dan defisit migas sebesar USD 1,70 miliar. Surplus neraca perdagangan April ini melanjutkan tren surplus secara beruntun dalam tiga tahun terakhir sejak Mei 2020.

“Meskipun menghadapi libur panjang Lebaran, neraca perdagangan Indonesia April 2023 tetap membukukan surplus. Surplus perdagangan ini menguat jika dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Mesir.

Lebih lanjut, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, aktivitas perdagangan dengan India menjadi penyumbang surplus terbesar pada bulan April 2023 dengan nilai mencapai USD 0,98 miliar.

Negara mitra dagang lainnya yang menyumbang surplus perdagangan terbesar selama April 2023 antara lain Amerika Serikat mencatatkan surplus sebesar USD 0,69 miliar dan Filipina sebesar USD 0,66 miliar. Sementara, negara mitra yang menghasilkan defisit di antaranya Singapura sebesar USD 0,45 miliar, Australia (USD 0,43 miliar), dan Thailand (USD 0,19 miliar).

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari—April 2023 mengalami surplus USD 16,05 miliar. Surplus periode ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 22,06 miliar dan defisit migas sebesar USD 6,01 miliar.

Ekspor Turun Saat Lebaran

Pada April 2023, nilai total ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 19,29 miliar, turun 17,62 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Penurunan disebabkan oleh melemahnya ekspor migas sebesar 5,95 persen maupun ekspor nonmigas sebesar 18,33 persen.

“Penurunan nilai ekspor pada April 2023 diantaranya disebabkan pola musiman yakni adanya momentum libur Lebaran serta penurunan harga beberapa komoditas seperti gas alam, bijih besi, tembaga, seng, dan palm kernel oil,” papar Mendag Zulkifli Hasan.

Pada April ini, ekspor seluruh sektor mengalami pelemahan secara bulanan (MoM). Ekspor sektor pertambangan turun sebesar 7,84 persen, sektor industri pengolahan (21,50 persen), dan sektor pertanian (22,56 persen).

Beberapa produk ekspor nonmigas yang mengalami penurunan terdalam pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya (MoM) antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 52,30 persen, barang dari besi dan baja (HS 73) 39,21 persen, mesin dan peralatan mekanis (HS 84) 37,27 persen, kendaraan dan bagiannya (HS 87) 34,16 persen, serta tembakau dan rokok (HS 24) turun 33,24 persen.

 

Pelemahan Ekspor

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Di tengah pelemahan ekspor April 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya (MoM). Produk tersebut diantaranya bijih, terak, dan abu logam (HS 26) naik 26,16 persen, bahan kimia anorganik (HS 28) 9,96 persen, serta pulp dari kayu (HS 47) 3,86 persen.

Dari sisi mitra dagang utama, beberapa negara tujuan ekspor utama Indonesia juga turut mengalami penurunan pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya. Negara utama tujuan ekspor nonmigas tersebut diantaranya Tiongkok dengan nilai ekspor USD 4,62 miliar turun 18,49 persen, Amerika Serikat dengan nilai USD 1,57 miliar (turun 19,98 persen), dan India dengan nilai USD 1,54 miliar (turun 9,15 persen). Sementara negara mitra yang mengalami penurunan ekspor nonmigas terbesar pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya (MoM), antara lain Swiss turun 58,06 persen, Rusia (51,68 persen), Mesir (43,18 persen), Singapura (35,98 persen), dan Brasil (22,38 persen).

Di sisi lain, di tengah penurunan tersebut terdapat beberapa negara tujuan ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan. Negara tersebut antara lain Pakistan naik 74,86 persen, diikuti Jerman (23,72 persen), Turki (18,97 persen), Belanda (4,28 persen), dan Spanyol (2,36 persen).

Ditinjau dari kawasan, pelemahan ekspor terbesar terjadi ke beberapa kawasan seperti Afrika Utara turun 45,12 persen, Eropa Timur (41,65 persen), dan Amerika Tengah (37,03 persen). Adapun kawasan yang masih mengalami penguatan ekspor nonmigas yakni Afrika Tengah yang naik 20,12 persen.

Secara kumulatif, total ekspor selama periode Januari—April 2023 mencapai USD 86,35 miliar, turun 7,61 persen dibanding periode yang sama 2022 (YoY). Penurunan tersebut disebabkan ekspor sektor nonmigas yang terkontraksi 8,61 persen sementara ekspor migas naik 11,34 persen.

 

 

Impor Seluruh Golongan Barang Turun

Neraca Perdagangan RI
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kinerja impor Indonesia pada April 2023 tercatat sebesar USD 15,35 miliar, turun 25,45 persen dibanding Maret 2023 (MoM). Penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor migas sebesar 1,98 persen dan nonmigas sebesar 29,48 persen.

Ditinjau dari golongan penggunaan barang, penurunan impor terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Penurunan impor tertinggi dialami barang modal yang turun 36,66 persen, diikuti bahan baku/penolong (23,26 persen) dan barang konsumsi (20,63 persen).

Mendag Zulkifli Hasan menyebut, meskipun pada April 2023 Purchasing Managers’ Index (PMI) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat dibandingkan Maret 2023, kinerja impor tetap mengalami penurunan.

“Hal ini dimungkinkan oleh dampak dari adanya libur panjang dalam rangka Idulfitri yang menekan kegiatan ekspor impor, meskipun kegiatan ekonomi di dalam negeri mengalami peningkatan,” terang Mendag Zulkifli Hasan.

Beberapa produk utama impor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar secara bulanan pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya, antara lain bahan kimia anorganik (HS 28) turun 40,32 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) 37,70 persen; kain rajutan (HS 60) 37,37 persen; kendaraan dan bagiannya (HS 87) 37,03 persen; serta gula dan kembang gula (HS 17) turun 36,99 persen.

 

Impor Daging

20160805-Pedagang Daging Sapi-Jakarta- Angga Yuniar
Sejumlah daging sapi yang siap dijual di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (5/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, impor daging hewan (HS 02) menunjukkan kenaikan terbesar pada April 2023 yaitu 57,97 persen, diikuti oleh ampas dan sisa industri makanan (HS 23) 22,48 persen.

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat dengan total pangsa 46,70 persen dari total impor nonmigas April 2023. Negara asal impor dengan penurunan impor nonmigas terbesar pada April 2023 adalah Oman yang turun 56,82 persen, diikuti Perancis (55,91 persen), Thailand (45,44 persen), Swedia (45,29 persen), dan Filipina (45,22 persen).

Sedangkan, negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas terbesar pada April 2023 adalah Selandia baru naik 14,69 persen, Afrika Selatan (14,08 persen), Kanada (7,68 persen), Brasil (7,55 persen), dan Spanyol (6,26 persen).

Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, secara kumulatif, total impor periode Januari—April 2023 mencapai USD 70,30 miliar atau terkontraksi 8,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Penurunan impor tersebut disebabkan turunnya impor migas sebesar 9,29 persen dan impor nonmigas sebesar 7,98 persen,” pungkasnya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya