Laporan Bank Dunia: Penanganan Pandemi Covid-19 Indonesia Sukses

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro mengatakan bahwa laporan ini mengungkapkan ada beberapa perbedaan yang cukup besar dalam jenis dan skala dukungan pemerintah saat pandemi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Jul 2023, 11:16 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 11:16 WIB
Bank unia
Ada beberapa perbedaan yang cukup besar dalam jenis dan skala dukungan pemerintah saat pandemi, di antara enam negara yang ditinjau Bank Dunia.

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia meluncurkan laporan baru terkait respon kebijakan Covid-19 di kawasan Asia Timur.

Laporan Bank Dunia berjudul Crisis and Recovery: Learning from COVID-19’s Economic Impact and Policy Responses in East Asia, membahas respon pemerintah enam negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik dalam menangani Virus Corona dan berbagai macam stimulus yang dikeluarkan.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro mengatakan bahwa laporan ini mengungkapkan ada beberapa perbedaan yang cukup besar dalam jenis dan skala dukungan pemerintah saat pandemi, di antara enam negara yang ditinjau Bank Dunia. Enam negara ini dianggap sukses dalam menangani pandemi Covid-19.

"Pertama, kami melihat bahwa ukuran dukungan fiskal terkait pandemi sangat bervariasi dari lebih dari 30 persen PDB di Mongolia hingga sekitar 5,5 persen PDB di Vietnam. Kami juga melihat komposisi dukungan sangat bervariasi dengan Malaysia dan Filipina yang lebih mengandalkan dukungan kepada perusahaan, sementara Indonesia dan Mongolia lebih mengandalkan bantuan kepada rumah tangga secara langsung," ungkap Manuella dalam pertemuan virtual pada Rabu (12/7/2023).

Selain itu, penargetan kelompok bantuan dalam hal bantuan pandemi juga sangat bervariasi di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia yang membantu sekitar dua pertiga rumah tangga, sementara Kamboja mendukung sekitar seperempat rumah tangga.

"Untuk mempersiapkan guncangan di masa depan, sangat berguna untuk memahami tindakan apa yang paling efektif, dan laporan ini akan membantu kita melakukannya dengan menggunakan data asli dan penelitian asli," jelasnya.

 

Pembahasan Soal Sektor Ketenagakerjaan

Logo Bank Dunia.
Logo Bank Dunia.

Poin-poin lain yang disorot oleh laporan ini adalah bahwa hilangnya pekerjaan di Asia semasa pandemi, tidak mempengaruhi semua jenis pekerja secara merata.

Manuella menyebut, "(Pandemi) mempengaruhi sebagian besar pekerja dengan pendidikan yang kurang memadai, atau mereka yang sudah jatuh miskin sebelum pandemi".

"(Pandemi) juga lebih memengaruhi perusahaan kecil daripada perusahaan besar dan perusahaan kecil lebih sulit mengadopsi teknologi digital yang seharusnya memungkinkan mereka bertahan dalam bisnis selama pandemi," imbuhnya.

Poin Penting

Dalam kesempatan itu, Ekonom Utama, Pemimpin Program Bank Dunia Maria Ana Lugo juga membeberkan poin poin penting dalam laporan Crisis and Recovery: Learning from COVID-19’s Economic Impact and Policy Responses in East Asia.

Poin pertama, adalah tentang bagaimana pandemi memiliki dampak yang mendalam dan tidak seimbang pada ekonomi.

"Perusahaan dengan produktivitas lebih tinggi cenderung tidak memecat pekerja, realokasi tenaga kerja berdampak lebih parah pada pekerja perempuan dan berpenghasilan rendah," demikian paparan Maria.

Namun, Bank Dunia melihat, Pemerintah di negara negara Asia merespon dengan cepat. Tanggapan mereka bervariasi dalam skala, penggunaan instrumen, dan pengeluaranefektivitas.

"(Mereka) menargetkan penangguhan pembayaran lebih efektif daripada likuiditas dan dukungan langsung kepada perusahaan. Langkah pemberian subsidi upah juga membantu menjaga hubungan antara pemberi kerja-karyawan," ungkapnya.

Langkah pengamanan lainnya, termasuk asuransi sosial yang longgar dan program-program untuk menjangkau sektor informal memberikan perlindungan yang dibutuhkan bagi keluarga.

"Data, pemantauan dan evaluasi sangat penting untuk beradaptasi/mengoreksi diri selama dan mempelajari apa yang berhasil dan dalam konteks apa setelah krisis," papar Maria.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya