Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Fim Perkasa Realti yang merupakan anak usaha dari Waskita Karya teus mengembangkan bisnisnya melalui beberapa unit apartemen mewah.
Apartemen Vasaka Solterra menjadi salah satu hunian yang saat ini jadi andalan. Tercatat hingga akhir 2023, persentase penjualan Apartemen Vasaka Solterra Tower Residences telah mencapai angka 80% dengan persentase huni sebanyak 70%.
Baca Juga
"Dengan tercapainya angka penjualan Tower Residences yang luar biasa, PT Waskita Fim Perkasa Realti semakin percaya diri untuk memasarkan Tower Suites ditengah kompetisi hunian di Kawasan Jakarta Selatan," kata Managing Director Sales & Business Development PT Waskita Fim Perkasa Realti, Rianto Triambudi, Rabu (6/12/2023).
Dengan konsep yang dibawa untuk kalangan profesional milenial muda yang mempunyai minat berinvestasi dan kebutuhan hunian di daerah Jakarta Selatan, Vasaka Solterra menjadi pilihan apartemen yang sangat cocok untuk dihuni sekaligus untuk berinvestasi.
Advertisement
Terbaru, Apartemen Vasaka Solterra yang berlokasi di Kawasan Jakarta Selatan, kembali membuat inovasi baru. Pada tanggal 2 Desember 2023 Vasaka Solterra hadir melakukan launching hunian terbaru bernama Habitat.
Bisa Tinggal Bareng Kucing
Mengusung tagline A New Way Fur Living, hunian Habitat di Tower Suites hadir sebagai solusi bagi para para Pawrents yang ingin membawa hewan kucing kesayangannya untuk tinggal bersama di hunian Apartemen.
Habitat di Solterra Suites merupakan hunian istimewa dengan konsep Cat – Friendly yang dilengkapi dengan Pet Care Air Purifier pada setiap unitnya. Berlokasi di lantai 2 pada Tower Suites, Habitat hadir dengan semua tipe unit mulai dari Studio, 1 Bedroom, dan 2 Bedroom.
Fasilitas menarik lainnya adalah spot playzone khusus kucing dengan konsep open space catio yang akan menambah kenyamanan para cat-lovers untuk bertempat tinggal di Habitat di Tower Suites.
Menakar Prospek Sektor Properti hingga Awal 2024, Cerah atau Lesu?
Sektor properti diramal masih akan lesu pada awal 2024. Ini mengingat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih tinggi di level 6 persen.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer mengatakan, suku bunga BI bakal memberikan pengaruh negatif terhadap sektor properti. Sebab, masyarakat menjadi berhati-hati dalam mengambil kredit untuk membeli properti.
"Alhasil konsumen akan lebih enggan untuk mengajukan pinjaman kredit untuk beli properti,” ujar dia dalam risetnya, ditulis Sabtu (11/11/2023).
Dia melanjutkan, ketidakpastian ekonomi yang dibawa oleh pemilihan umum (pemilu) akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membuat fasilitator kredit memperketat persyaratan mereka.
Di sisi lain, kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang selama ini terlihat berusaha mendukung belanja masyarakat agar target pertumbuhan 5 persen tercapai. Hal itu dilakukan melalui pemberian insentif untuk sektor properti dan lainnya.
Akan tetapi, hal tersebut mungkin cukup terancam eksistensinya apabila penggantinya tidak sejalan dengan Jokowi.
Selain itu, terdapat faktor lain yang perlu diperhatikan, seperti status ekonomi Amerika Serikat (AS) dan suku bunga the Fed. Meski begitu, saat ini sudah ada tanda-tanda penurunan suku bunga yang akan diturunkan pada tahun depan.
"Saat ini sudah ada tanda-tanda soft landing mulai tercapai, jadi ada kemungkinan suku bunga diturunkan di awal tahun depan, dan mungkin sektor properti bisa mulai bangkit di kuartal II dan III,” kata dia.
Dengan demikian, sektor properti diyakini bisa kembali bangkit pada kuartal II dan III 2024.
Advertisement
Tuah Pemilu
Sebelumnya diberitakan, gelaran pemilihan umum (pemilu) serentak di Indonesia yang berlangsung tahun depan menjadi sentimen untuk beberapa sektor. Bukan rahasia, jika sektor konsumer menjadi yang paling panen dari pemilu.
Sektor lain yang juga bakal terimbas sentimen pemilu adalah properti. Investment Analyst Ashmore Asset Management Indonesia, Della Agatha Linggar menjelaskan, sektor ini mulai resilien didukung permintaan dari konsumen end user. Yakni konsumen yang membeli properti atau hunian untuk ditempati sendiri.
"Kalau Pemilu orang-orang kan lebih hati-hati untuk investasi. Tapi karena market properti kita sendiri sekarang sudah 60 persen end-user, mereka sendiri yang akan pakai rumah, menurut saya itu masih akan lebih sustain karena mereka sudah tahu bahwa ini sebuah kebutuhan," kata Della dalam Money Buzz, Selasa (27/6/2023).
Sementara untuk konsumen yang memiliki orientasi untuk investasi, kemungkinan besar memilih wait and see siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya dan kebijakan apa yang akan diusung.