Neraca Perdagangan Surplus 43 Bulan Beruntun, Pemerintah Waspadai Permintaan Global

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari hingga November 2023 mengalami surplus USD33,63 miliar.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Des 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2023, 15:00 WIB
eraca perdagangan Indonesia surplus USD 2,41 miliar pada bulan November 2023.
Sebuah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2,41 miliar pada bulan November 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD 2,41 miliar pada bulan November 2023. Meski demikian, pemerintah akan terus mewaspadai risiko global.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan kinerja neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang masih terjaga di tengah peningkatan risiko global.

“Meski demikian, pemerintah akan terus mewaspadai risiko global yang masih eskalatif ini dengan mengoptimalkan peran APBN untuk menyerap gejolak yang terjadi sehingga meminimalisasi dampaknya ke ekonomi nasional,” ujar Febrio pada keterangan resminya, Senin (18/12/2023).

Kondisi surplus neraca perdagangan pada November 2023 menambah catatan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 43 bulan berturut-turut.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari hingga November 2023 mengalami surplus USD33,63 miliar.

Di sisi lain, ekspor Indonesia pada bulan November 2023 tercatat USD22,00 miliar, menurun sebesar 0,67 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) dan terkontraksi 8,56 persen dibandingkan bulan November 2022 (yoy). Sementara itu, secara kumulatif Januari hingga November, ekspor tercatat sebesar USD236,41 miliar.

Meskipun demikian, jika dilihat secara volume, ekspor Indonesia pada bulan November masih tumbuh sebesar 6,5 persen (yoy) atau 7,2 persen (ytd) secara kumulatif.

Adapun impor Indonesia di bulan November 2023 tercatat sebesar USD19,59 miliar, naik 4,89 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) atau 3,29 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Febrio menjelaskan peningkatan impor didorong oleh impor barang modal dan konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 13,66 persen (yoy) dan 19,82 persen (yoy).

 

Sumber Impor

Neraca Perdagangan RI
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sumbangan terhadap impor barang konsumsi terbesar berasal dari produk makanan dan minuman untuk rumah tangga yaitu sebesar 31,38 persen, kemudian disusul produk barang konsumsi setengah tahan lama sebesar 17,24 persen. Sementara, impor bahan baku atau penolong terkontraksi sebesar 1,05 persen (yoy).

“Secara kumulatif, impor Indonesia pada periode Januari sampai dengan November 2023 mencapai USD202,78 miliar,” kata Febrio.

Febrio menyebut perlambatan permintaan global yang mempengaruhi aktivitas perdagangan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga dihadapi oleh negara mitra dagang Indonesia, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, yang mencatatkan kontraksi pada aktivitas ekspor dan impornya. Pada level regional, kontraksi ekspor dan impor juga terjadi di Malaysia dan Singapura.

“Beberapa kebijakan pemerintah seperti keberlanjutan hilirisasi SDA (sumber daya alam), peningkatan daya saing produk ekspor nasional, dan diversifikasi negara mitra dagang utama, diharapkan juga mampu tetap menjaga kinerja positif ekspor Indonesia di tengah aktivitas global yang masih menantang,” ujar Febrio. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya