Jokowi Rajin Sebar Bansos, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Diramal 5,04 Persen

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramalkan ekonomi Indonesia tumbuh (Produk Domestik Bruto) sebesar 5,04 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2023. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen yoy.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Feb 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2024, 09:00 WIB
Data Pertumbuhan Ekonomi G20 per Kuartal III 2022
Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramalkan ekonomi Indonesia tumbuh (Produk Domestik Bruto) sebesar 5,04 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2023. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen yoy. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramalkan ekonomi Indonesia tumbuh (Produk Domestik Bruto) sebesar 5,04 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2023. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 yang mencapai 5,31 persen yoy.

"Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 diperkirakan 5,04 persen yoy dari tahun 2022 yang tercatat 5,31 persen," kata Josua dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Josua menilai proyeksi tersebut berkaca pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 yang tetap solid berkisar 5,02 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,94 persen yoy. 

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dibandingkan komponen lainnya. Josua memprediksikan, sektor konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2023 tumbuh berkisar 5,12 persen yoy dari kuartal sebelumnya 5,06 persen yoy.

Menurut Josua, solidnya kinerja sektor konsumsi ditopang oleh kebijakan bantuan sosial yang rajin diberikan Presiden Jokowi pada kuartal IV-2023. Antara lain berupa BLT El-Nino.

"Solidnya konsumsi rumah tangga terutama masyarakat berpenghasilan rendah ditopang oleh penyaluran bansos terutama BLT dalam rangka pemerintah memitigasi dampak El Nino," ungkapnya.

Laju Investasi

Kemudian, peningkatan laju investasi didorong oleh investasi bangunan yang terindikasi dari penjualan semen sepanjang kuartal IV-2023 tercatat tumbuh 15,3 persen yoy dari kuartal sebelumnya 6,8 persen yoy.

Sementara itu, investasi non-bangunan diperkirakan cenderung melambat, dengan terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal IV-2023 tercatat terkontraksi -36,9 persen yoy dari kuartal sebelumnya -14,2 persen yoy.

Untuk kinerja  belanja pemerintah pada kuartal IV-2023 diperkirakan tumbuh 2,03 persen yoy dari kuartal sebelumnya -3,76 persen yoy. Peningkatan belanja pemerintah terindikasi dari peningkatan penyerapan belanja modal pada kuartal IV 2023 yang tumbuh 34,4 persen yoy dari kuartal sebelumnya 31 persen yoy. 

"Belanja barang juga meningkat 11,1%yoy dari kuartal sebelumnya -17,3 persen yoy. Belanja bansos pada periode yang sama juga tercatat tumbuh 15,4 persen yoy dari kuartal sebelumnya -31,1 persen yoy," imbuh Josua.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kinerja Ekspor dan Impor

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari sisi, kinerja ekspor dan impor berpotensi akan kembali mengalami kontraksi pada kuartal IV-2023 akibat ketegangan geopolitik yang menyebabkan perlambatan ekonomi global. Situasi ini telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia. 

"Laju ekspor dan impor pada kuartal IV-2023 diperkirakan berkisar masing-masing -1,25 persen yoy dan 0,65 persen yoy," pungkas Josua.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mencatat anggaran program bansos dalam APBN 2024 mencapai Rp496 triliun.

 


APBN

FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Angka ini lebih tinggi Rp20 triliun dibandingkan APBN 2023.Adapun, anggaran program bansos pada APBN 2023 mencapai Rp476 triliun. Antara lain menyasar program keluarga harapan (PKH) hingga kartu sembako.

"Tahun ini 2024 Bansos di dalam APBN kita nilainya Rp496 triliun, jadi beda Rp20 triliun ini tentu nanti realisasi dan perkembangannya akan terus kita monitor," tegasnya dalam konferensi pers KSSK Kuartal I-2024 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).

Sri Mulyani menyebut, program bansos yang disalurkan pemerintah telah melibatkan kesepakatan seluruh politik dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

"Jadi semua partai politik yang membahas melalui Hak Budget bersama pemerintah silakan menjelaskan mengenai APBN itu," kata Sri Mulyani 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya