Pakar Masih Pertanyakan Implementasi Transisi Energi Para Capres 2024

Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie, mengatakan setiap kata kunci soal transisi energi sudah masuk dalam visi-misi setiap Capres.

oleh Arief Rahman H diperbarui 06 Feb 2024, 19:12 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 19:12 WIB
Visi Misi Capres 2024 soal transisi energi
Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie, mengatakan setiap kata kunci soal transisi energi sudah masuk dalam visi-misi setiap Capres.

Liputan6.com, Jakarta Seluruh Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) diketahui memuat sejumlah ambisi dan komitmen melaksanakan transisi energi. Namun, proses implementasinya dinilai masih menjadi pertanyaan.

Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie, mengatakan setiap kata kunci soal transisi energi sudah masuk dalam visi-misi setiap Capres. Meski begitu, hal tersebut masih sebatas pada lingkup makro, dan belum merujuk pada tahapan implementasi.

"Saya tidak bisa menelaah secara rinci semuanya, tapi saya lihat kata kunci itu ada di semuanya, tapi bagaimana implementasinya itu buat saya masih tanda tanya," ujar Ilham dalam Diskusi Publik The Habibie Center, di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Dia pun mewajarkan kalau wacana-wacana transisi yang dibawa setiap capres tidak dituangkan secara rinci. Dia memandang komitmen itu bisa jadi dituangkan dalam rencana implementasi ketiga capres.

Ilham melihat, rencana Capres Prabowo Subianto misalnya, yang masih melekat dengan program-program yang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Mengingat, Prabowo merupakan bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka adalah putra sulung Kepala Negara.

"Jadi meneruskan apa yang sudah berjalan saat ini, tentu ada hilrisasi, tentu ada program-program yang saat ini sudah berjalan," kata dia.

Sementara itu, Anies Baswedan yang mengusung perubahan, dinilai akan memberikan sedikit pembeda dari corak pemerintah sekarang. Misalnya, adanya usulan keterlibatan masyarakat dalam transisi energi.

"Seperti yang saya katakan, partisipasi masyarakat, kalau diizinkan juga mereka bisa menjadi produsen, dalam arti kata misalnya kincir angin yang jarang bisa berjalan di Indonesia karena memang Indonesia bukan negara angin, tapi untuk solar panel mungkin itu bisa," tuturnya.

 

Masyarakat Sadar Pentingnya Energi Bersih

Ilustrasi energi bersih dan terbarukan
Ilustrasi (iStock)

Kendati begitu, Ilham memandang kalau para calon pemilih nanti, termasuk generasi milenial dan generasi muda sudah mulai sadar pentingnya transisi energi ke energi baru terbarukan. Tujuannya, termasuk untuk mengejar ambisi nol emisi karbon.

"Saya kira pada dasarnya mereka sadar bahwa generasi saat ini, milenial yang lebih muda sangat sadar mengenai keperluan kita mempunyai satu rencana energi yang menuju ke energi terbarukan yang juga ke net zero karena kalau itu juga tidak kita perhatikan, kita sendiri sebagai negara bis amenajdi salah satu korban," urainya.

Mengingat lagi, berkaca pada banyak analisis, Indonesia masuk dalam daftar negara yang rentan terdampak imbas dari perubahan iklim global.

"Karena kita negara kepulauan dengan banyak pulau yang memang tidak terlalu tinggi jadi kita terancam sekali, jadi saya kira itu ada di dalam benak para voters dan itu yang disebut oleh semua paslon dengan cara yang sedikit berbeda," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya