Punya Utang Rp 8,2 Triliun, Bos ID FOOD Minta PMN Rp 1,6 Triliun di 2025

Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp 1,6 triliun. Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional terhadap 10 komoditas pangan yang dikelola oleh ID FOOD.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Jul 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 15:30 WIB
Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp 1,6 triliun.
Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp 1,6 triliun. Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional terhadap 10 komoditas pangan yang dikelola oleh ID FOOD.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun 2025 sebesar Rp 1,6 triliun. Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional terhadap 10 komoditas pangan yang dikelola oleh ID FOOD.

Selain itu, anggaran PMN yang diajukan tersebut juga untuk menangani beban utang perusahaan yang saat ini masih terhitung tinggi, yakni mencapai Rp 8,2 triliun.

"Beban utang tinggi yaitu Rp 8,2 triliun sudah terkait dari pada urgensi permohonan PMN Rp 1,6 triliun ini. Kami pertama bahwa sebagai BUMN Holding Pangan ID FOOD mendukung ketahanan pangan nasional dan berperan sebagai offtaker komoditas pangan dengan petani, peternak, dan nelayan dan dari 13 komoditas yang jadi cadangan pangan pemerintah, 10 komoditas diantaranya dikelola dan didistribusikan ID FOOD," kata Sis Apik  dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (10/7/2024).

Adapun PMN tersebut akan dialokasikan untuk 10 komoditas pangan yang terdiri dari daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula konsumsi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai, ikan kembung, dan daging kerbau.

Kata Sis Apik, jika PMN tunai disetujui maka dana itu bisa digunakan untuk membiayai pelaksanaan program pemerintah dalam memenuhi cadangan pangan Pemerintah (CPP).

"PMN tunai sendiri akan berdampak pada holding pangan untuk perkuat ekosistem pangan Indonesia untuk meningkatkan pendapatan negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan dampak dari PMN Tunai ini dapat memperkuat BUMN holding pangan dalam melaksanakan program Pemerintah, memperbaiki ekosistem pangan dan mengurangi disparitas harga pangan, meningkatkan perekonomian masyarakat, dan meningkatkan pendapatan Pemerintah melalui penerimaan pajak.

"Sehingga ID FOOD butuh pendanaan internal untuk stok akhir tahun dan stok berikutnya untuk struktur biaya bunga karena dengan kondisi adanya PMN kita harap struktur pendanaan lebih efisien dan tentunya bisa mendapatkan manfaat untuk efisiensi biaya," pungkasnya.


Indonesia Bidik Swasembada Gula, Perhutani Siapkan 2.300 Hektare Lahan Tebu

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Pesantren, Kediri, Jatim pada akhir September lalu. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Perum Perhutani tengah menyiapkan lahan dengan total lebih dari 2.300 hektare (ha) untuk penanaman tebu. Nantinya, hasil produksi dari lahan ini akan digunakan oleh BUMN sektor pangan untuk memprodyksi gula lokal.

Kerja sama ini dilakukan oleh Perum Perhutani dan anak usaha ID Food, PT Pabrik Gula Tajawali I Unit PG Rejo Agung Baru. Lahan milik Perhutani tersebut tersebar di beberapa titik di Jawa Timur.

Direktur Operasi Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto mengatakan, penyediaan lahan ini untuk mendukung upaya swasembada gula nasional. Pada saat yang sama meningkatkan produktivitas dari lahan yang dikelola.

“Kami berusaha untuk terus menjaga agroforestry tebu mandiri ini dari gangguan apapun seperti kebakaran, hama dan lain-lain, agar kita sama-sama bisa mengamankan kontrak pasok yang sedang kita jalani sehingga sesuai dengan harapan yang kita tuju,” kata Anis dalam keterangannya, Senin (22/4/2024).

Asal tahu saja, dalam kerja sama ini, Perum Perhutani menyediakan lahan dan kegiatan budidaya tebu guna memasok bahan baku tebu giling untuk Pabrik Gula Rejo Agung Baru milik PT PG Rajawali 1. Sedangkan PT PG Rajawali 1 menyediakan dan memberikan bimbingan teknis dan penyuluhan budi daya, analisa kemasakan tebu, tebang muat dan angkut tebu.

Lokasi kerjasama budidaya tanaman tebu berada pada lahan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur dengan total seluas sekitar 1.934,96 Ha berlokasi di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, KPH Saradan, KPH Nganjuk, KPH Bojonegoro, KPH Jombang dan KPH Mojokerto.

Adapun pada lahan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dengan total seluas sekitar 478,4 Ha tersebar pada lokasi di KPH Gundih, KPH Surakarta, KPH Cepu, KPH Purwodadi, KPH Blora dan KPH Pati.

 


Butuh Pasokan

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Jatim September lalu. Rembesan gula rafinasi tahun 2018 sebesar 800 ribu ton, produksi gula konsumsi tahun 2018 sebesar 2,1 juta ton, impor gula konsumsi tahun 2018 sebanyak 1,2 juta ton. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PG Rajawali I Daniyanto mengaku pihaknya membutuhkan alokasi tambahan dari lahan milik Perhutani tadi. Tujuannya, untuk memenuhi peningkatan produksi perusahaan.

Informasi, pelaksanaan jangka waktu perjanjian ini sampai dengan akhir musim giling tahun 2024 atau paling lambat sd tanggal 31 Desember 2024, dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

“Komitmen kami adalah mendukung kegiatan agroforestry tebu mandiri ini, karena kami membutuhkan pasok dari Perhutani, oleh karena itu kita dorong betul agar kerjasama bisa terus terealisasi sesuai dengan yang akan kita sepakati pada hari ini agar terus berjalan langsung," ujar dia.

Melalui kerjasama ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan pasokan bahan baku tebu giling pabrik gula dalam rangka mendukung swasembada gula nasional. Serta, diharapkan meningkatkan daya guna lahan hutan dalam pelaksanaan budidaya tanaman tebu.

Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer
Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya