Indonesia Tawarkan Hilirisasi Batu Bara ke China

Pengurangan konsumsi batu bara secara bertahap dan pengembangan dalam bentuk lain manjadi langkah konkret mencapai tujuan tersebut.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Sep 2024, 19:45 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2024, 19:45 WIB
Indonesia Tawarkan Hilirisasi Batu Bara ke China
Pemerintah Indonesia menawarkan ke China untuk mengembangkan dan peningkatan nilai tambah (PNT) batu bara dalam bentuk produk lain. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menawarkan ke China untuk mengembangkan dan peningkatan nilai tambah (PNT) batu bara dalam bentuk produk lain, seperti coal quality improvement (coal upgrading), coal briquetting, cokes making dan coal liquefaction.

Penawaran dilakukan secara langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Bambang Suswantono di ajang The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF) di Kuta Selatan, Bali, Selasa, 3 September 2024.

Penawaran ini bagian dari komitmen Indonesia dalam mengurangi target efek rumah kaca pada pembangunan nasional sebagai ratifikasi paris agreement melalui UU No 16 tahun 2016 yang sudah ditandatangani Indonesia. Pengurangan konsumsi batu bara secara bertahap dan pengembangan dalam bentuk lain manjadi langkah konkret mencapai tujuan tersebut.

"Salah satu kebijakan dalam pengelolaan batu bara adalah melakukan pengurangan penggunaan batu bara bersamaan dengan pengakhiran dari PLTU Batubara serta mengembangkannya dalam menjadi bentuk lain, khususnya gas untuk memenuhi kebutuhan elpiji dan industri kimia lainnya seperti pupuk," ujar Bambang.

Untuk mempercepat program hilirisasi dan PNT batu bara, pemerintah menawarkan kepada berbagai pihak agar program ini dapat berjalan sesuai harapan. "Kami menawarkan investasi pengembangan hilirisasi batu bara di Indonesia baik dalam bentuk methanol, DME dan lainnya," lanjut Bambang.

Bambang menjelaskan, batu bara dapat diolah menjadi produk turunan, baik sebagai bahan baku industri maupun sumber energi. Enam produk pengembangan batu bara yang dapat dilakukan saat ini adalah peningkatan kualitas batu bara (coal upgrading), briket batubara, kokas, batubara cair, dan gasifikasi batu bara, termasuk gasifikasi batubara bawah tanah.

 

 

Sediakan 3 Insentif

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Guna mendukung percepatan pengembangan program tersebut, selain menyediakan tiga insentif, pemerintah juga mewajibkan perpanjangan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), badan usaha harus menyampaikan rencana pengembangan dan/atau pemanfaatan batubara.

"Saat ini sudah ada 6 IUPK yang telah merencanakan pengembangan Batubara menjadi gas, pupuk dan kokas. Status saat ini sedang melakukan kajian keekonomian dan studi kelayakan dan semoga pada tahun 2030 sudah bisa commissioning," ujar Bambang.

Indonesia saat ini memiliki sumber daya batu bara sebesar 97,29 miliar ton dan cadangan sebesar 31,71 miliar ton di mana sebesar 70 % dari total sumber daya merupakan batubara kualitas rendah dan 30% sisanya adalah batubara kualitas tinggi dan medium.

Sebagian besar sumber daya dan Cadangan tersebar di Kalimatan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Jambi. Sisanya tersebar di Jambi, Riau, Kalimatan Utara, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan Papua, Sulawesi Barat, Jawa bagian barat.

Perkuat Hilirisasi Tambang, MIND ID Percepat Proyek Strategis

Inalum bagian dari holding pertambangan MIND ID. (Foto: Mind ID)
Inalum bagian dari holding pertambangan MIND ID. (Foto: Mind ID)

Sebelumnya, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) terus menggenjot pelaksanaan proyek-proyek strategis guna mempercepat program hilirisasi yang menjadi amanat pemerintah. Langkah ini diambil untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tambang yang dikelola di dalam negeri.

Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menjelaskan bahwa program hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual komoditas tambang, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

MIND ID berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek hingga mencapai Commercial Operation Date (COD) dari setiap proyek strategis yang mereka kelola.

"MIND ID sebagai perusahaan milik negara berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat proyek strategis, sehingga program hilirisasi di Indonesia semakin kuat dan memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan rakyat," ujar Heri, Rabu (14/8/2024).

Proyek Smelter

Salah satu proyek strategis yang sedang dalam tahap akhir adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang diproyeksikan memasuki masa commissioning phase pada September 2024, dengan tingkat penyelesaian mencapai 97%.

Smelter ini merupakan proyek kerjasama antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek ini diharapkan mencapai COD pada Februari 2025, dengan investasi sebesar USD 830 juta atau sekitar Rp13,1 triliun.

Pabrik ini akan mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun, yang diperkirakan akan berdampak positif terhadap perekonomian lokal dengan penciptaan lapangan kerja bagi sekitar 1.000 orang.

 

 

Proyek Smelter Freeport

Salah satu proyek MIND ID strategis yang akan memasuki masa commissioning phase adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) pada September 2024. (dok Mind Id)
Salah satu proyek MIND ID strategis yang akan memasuki masa commissioning phase adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) pada September 2024. (dok Mind Id)

Selain SGAR, MIND ID juga mengembangkan smelter baru melalui Freeport Indonesia, yang akan memiliki kapasitas pemurnian konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton.

Proyek ini merupakan investasi besar senilai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun, menjadikannya smelter dengan desain single line terbesar di dunia.

MIND ID juga telah menjalin kemitraan dengan CATL untuk membangun ekosistem industri baterai, termasuk pabrik baterai dan pengembangan kawasan industri yang diharapkan dapat menjadi pusat produsen kendaraan listrik di Indonesia.

"Di tahun depan, MIND ID memiliki sejumlah program unggulan yang akan membantu kami memenuhi mandat negara. Proyek-proyek ini termasuk ekspansi smelter aluminium, penambahan conveyor batubara, peningkatan kapasitas tin chemical dan tin soldier, serta pengembangan timah primer blok 1 dan blok 2," tambah Heri.

Dengan berbagai langkah ini, MIND ID berkomitmen untuk terus mendukung program hilirisasi nasional demi mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya