Kelola BUMN, Indonesia Perlu Tiru Singapura

Indonesia disarankan untuk meniru cara Singapura mengelola perusahaan milik pemerintah. Kenapa?

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Nov 2013, 09:51 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2013, 09:51 WIB
pns-bumn-130812b.jpg
Indonesia disarankan untuk meniru cara Singapura mengelola perusahaan milik pemerintah. Equity Analyst BNI Securities, Thendra Crisnanda menilai 142 perusahaan pelat merah yang kelola di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terlalu banyak.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah mengurangi jumlah BUMN, mengingat masih adanya beberapa perusahaan BUMN yang terus merugi

"Singapura lewat Temasek itukan mereka jadi holding dari perusahaan-perusahaan di sana kemudian baru bisa keluar, kemudian mengakui isi perusahaan yang ada di negara-negara yang lain. Ini yang harus terus digodok,"ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis Senin (4/11/2013).

Pengurangan jumlah BUMN tersebut menggabungkan perusahaan pelat merah berdasarkan bidang keahlian yang ditekuni. "Jadi nanti mungkin pertambangan holding sendiri BUMN pertambangan, kemudian telekomunikasi menjadi holding telekomunikasi dan di atasnya juga nanti akan ada seperti Temasek tapi versi Indonesia, itu nanti yang diharapkan. Karena sinergi ini harus tetap dibangun," paparnya.

Dengan begitu, BUMN bakal semakin kuat sehingga mampu bersaing saat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) yang akan berlaku pada 2015.

"Karena kalau bergerak masing-masing, BUMN nanti ke depan akan ada tekanan signifikan akibat persaingan yang lebih ketat saat berlakunya ASEAN Economic Community,"jelas dia. (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya