Penjualan Ritel Natal Tahun Ini Diprediksi Tak Terlalu Bergairah

Penjualan ritel dan makanan jelang akhir tahun diperkirakan tidak mengalami peningkatan signifikan.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 09 Nov 2013, 14:10 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2013, 14:10 WIB
kue-kering-130729b.jpg
Penjualan ritel dan makanan jelang akhir tahun diperkirakan tidak mengalami peningkatan signifikan, diprediksi hanya naik di bawah 3% dibandingkan bulan biasa. Kondisi ini berbeda pula dengan penjualan pada perayaaan Lebaran.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, setiap menjelang pergantian tahun penjualan  ritel hanya naik sedikit.

"Menjelang pergantian tahun hanya rutinitas saja, tidak sesibuk mengurusi dan membuat makanan yang akan dijual pada saat lebaran," ujar Tutum ketika dihubungi Liputan6.com, Sabtu (9/11/2013).

Tanpa menyebutkan pasti angka kenaikan penjualan ritel saat Natal dan Tahun Baru, Tutum mengungkapkan produk yang laku biasanya atribut yang dibeli Kaum Nasrani (Kristen), seperti pernak-pernik Pohon Natal, baju dan lainnya.

Adapun penjualan makanan di saat perayaan tahun baru, yang laku keras adalah makanan basah. Sedangkan kue kering hanya banyak dikonsumsi Kaum Muslim yang merayakan Hari Lebaran.

"Pasokan kue kering tidak banyak dijual disaat perayaan tahun baru. Di saat Lebaran, produksi kue kering meningkat tajam, dan laku keras penjualannya di pasar. Pada saat menjelang tahun baru hanya kue basah yang laku dibeli," kata Tutum.

Sebab itu, menurut dia, menjelang perayaan tahun baru, stok barang yang dijajakan tidak mengalami kenaikan. "Karena itu peningkatan saya pastikan tidak naik signifikan, ya naik sedikit penjualan juga sudah bagus. Sama dengan seperti penjualan bulan biasa, namun bedanya sedikit," tutupnya.

Adapun penjualan ritel tahun ini ditargetkan mencapai Rp 150 triliun atau hanya tumbuh 10% ketimbang realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 135 triliun.(Dis/Nur)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya