Jasa Marga Ngebet Bangun Tol Atas Laut Jakarta-Surabaya

Manajemen PT Jasa Marga Tbk mengaku siap untuk membangun jalan tol Jakarta-Surabaya lewat jalur Pantura dengan biaya besar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Nov 2013, 12:16 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 12:16 WIB
bangun-jalan-tol130726b.jpg
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) nampaknya sudah siap untuk membangun jalan tol Jakarta-Surabaya yang akan terbentang melewati jalur Pantai Utara (Pantura).  Hal itu karena meski pembangunannya diperkirakan menelan investasi sangat besar, namun operator jalan tol ini tetap berniat menggarap jalan bebas hambatan itu.

Menurut Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman, rencana pembangunan jalan tol yang sedang diinisiasi tidak boleh bersaing dengan jalan tol eksisting di Pantura (Trans Jawa).

"Jadi kami bangun yang ke arah Utara Semarang-Surabaya (via Demak, Pati sampai ke Gresik Jawa Timur. Yang pasti tidak ada persaingan dengan jalan tol yang sudah ada," ujarnya saat ditemui di acara Kompas100 CEO Forum, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Meski demikian, Adityawarman mengatakan, jalan tol akan terbentang di atas laut (Pantura) sama seperti jalan tol laut, Bali yang belum lama ini telah beroperasi.

Ide pembangunan jalan bebas hambatan di atas laut tentu bukan tanpa alasan karena dilatar belakangi karena persoalan pembebasan lahan yang selama ini menjadi kendala dalam menggarap proyek infrastruktur, termasuk jalan tol.

"Kenapa idenya di atas laut? Karena bebasin tanahnya lama, dan tidak ada kepastian (lahan). Kami juga tidak ingin mengganggu lingkungan karena isu pembangunan jalan tol biasanya mengurangi sawah, lahan pemukiman dan lainnya," tutur dia.

Adityawarman mengakui, jalan tol Jakarta-Surabaya sepanjang 800 kilometer (Km) itu diperkirakan membutuhkan investasi cukup besar. Sayangnya, dia belum dapat menghitung kebutuhan anggaran proyek jalan tol tersebut dalam jangka panjang.

"Pasti investasinya lebih mahal karena kami bangun jalan tol di atas pantai dengan ombak lebih besar dibandingkan tol Mandara, Bali yang didirikan di atas danau kecil. Jadi konstruksinya harus kuat, jaringan lebih bagus," tutur Adityawarman.

Saat ini, perusahaan pelat merah itu sedang melakukan kajian studi kelayakan (feasibility study/FS) oleh konsultan dan ditargetkan bisa rampung sekitar 4 bulan-6 bulan.

"Kalau sudah FS selesai, kami membuka tender atau open bidding pada pertengahan Desember paling cepat dan paling lama di Januari 2014. Saat itu kami juga mempertimbangkan jenis ombak, kedalaman, gelombang pasang, lalu perhitungan investasi dan IRR, memproyeksikan trafik kendaraan hingga akhirnya bisa ditentukan tarifnya," papar dia.

Setelah hasil kajian FS dan seluruhnya rampung, kata Adityawarman, tahap selanjutnya adalah berkonsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum.

"Jadi kami ke Menteri PU sudah membawa hasil. Kan tidak mungkin meminta restu tanpa ada hasil kajian," pungkasnya. (Fik/Ahm/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya