Langkah Indonesia melarang ekspor mineral mentah mulai 12 Januari 2014 membuat pasar panik. Harga nikel dan tembaga melonjak di pasar internasional. Kebijakan terbaru pemerintah menjadi sorotan dunia karena akan mempengaruhi pasokan barang tambang, mengingat Indonesia adalah produsen tambang nomor wahid dunia.Â
Harga nikel melonjak ke level tertinggi dalam tiga bulan menyusul laporan yang menyebutkan Indonesia, produsen mineral terbesar di dunia, menahan kapal China menjelang penerapan larangan ekspor mineral mentah.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (11/1/2013), Indonesia disebut-sebut telah menahan sedikitnya 10 kapal China meninggalkan sebuah pelabuhan di Sulawesi. Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini dijadwalkan akan melarang pengiriman bijih mineral mulai 12 Januari 2014 untuk meningkatkan nilai tambah.Â
"Langkah ini muncul di tengah meningkatnya impor bahan baku industri China," kata Direktur Senior Newedge USA LLC melalui surat elektroniknya (email) di New York.
Advertisement
Nikel untuk pengiriman tiga bulan naik 3,8% menjadi US$ 13.860 per metrik ton di London Metal Exchange, kenaikan terbesar sejak 4 Oktober 2013.
Indonesia saat ini mengekspor 60% bijih nikel ke China. Â David Wilson, Direktur Penelitian dan Strategi Logam Citigroup Inc di London, memprediksi larangan ekspor yang diterapkan Indonesia berpeluang untuk mendongkrak harga-harga komoditas di pasar internasional.Â
Tak hanya nikel, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan juga ikut naik 1,2% menjadi US$ 7.302,5 per ton atau US$ 3,31 per pound. Di New York, untuk pengiriman Maret naik 1,35 menjadi US$ 3,3415 per pound di divisi New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Impor tembaga China pada Desember 2013 naik 29% menjadi 441.291 ton dari tahun sebelumnya. Stok tembaga diprediksi bakal terus menyusut pada kuartal I 2014. (Ndw)
Baca Juga:
Stop Ekspor Bijih Mineral, RI Tahan 10 Kapal China
Larangan Ekspor Mineral Dongkak Harga Komoditas Tambang
Mulai 12 Januari Pukul 00.00 WIB, Bea Cukai Cegah Ekspor Mineral
[VIDEO] Larangan Ekspor Mineral, Lebih Banyak Untung atau Rugi?