Liputan6.com, London - Siapa tidak kenal dengan kapten Chelsea, John Terry. Dia salah satu pemain terbaik yang pernah merumput di Old Trafford.
Besar di Akademi West Ham, Terry hijrah ke Chelsea tahun 1998. Hanya butuh dua tahun bagi pemain asli Inggris itu mendapatkan tempat utama di Chelsea.
Baca Juga
Pada musim 2003/04, manajer Chelsea Claudio Ranieri memberinya jabatan kapten. Ia menggantikan Marcel Desailly yang pensiun dari lapangan hijau.
Pergantian manajer ke Jose Mourinho tidak membuat Terry kehilangan posisinya sebagai kapten. Ia justru membuat rekor pada musim 2004/05 dengan membantu The Blues juara dan klub terbanyak membuay clean sheet.
Advertisement
Pergantian beberapa manajer tidak membuat posisi Terry tergusur. Bahkan Frank Lampard yang juga salah satu legenda Chelsea hanya menjadi wakil kaptennya hingga pergi ke MLS.
Total 16 gelar telah disumbang Terry selama berkostum Chelsea. Termasuk empat gelar Liga Inggris dan satu gelar Liga Champions.
Sayangnya bertambahnya usia membuat Terry rawan mengalami cedera. Perlahan posisinya di lini belakang pun menjadi tak aman lagi.
Dan musim ini peran Terry seolah tenggelam setelah Antonio Conte menjadi manajer. Meski kerap berbicara soal pentingnya Terry, namun Conte jarang menurunkannya di lapangan.
Terry baru lima kali bermain di Liga Inggris musim ini. Sementara di ajang lain dia juga baru bermain lima kali tanpa menyumbang satu gol pun.
Lalu inikah akhir dari karier emas Terry bersama Chelsea? Rasanya demikian karena hingga sekarang proses perpanjangan kontraknya juga belum menemui kata sepakat.
"Saya tidak yakin apakah akan pindah ke Tiongkok. Keinginan saya hanya bertahan di Chelsea," kata Terry seperti dilansir Goal.