5 Transfer Paling Aneh dari Chelsea

Dalam banyak kasus, istilah panic buying di Chelsea belakangan seperti hobi.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2017, 08:12 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 08:12 WIB
Alexandre Pato
Mantan striker Chelsea, Alexandre Pato (Chelseafc.com)

Liputan6.com, London - Pasar transfer kadang menjadi sebuah momen yang lucu bagi beberapa tim. Sering kali, menjelang akhir batas waktu, keadaan menjadi sangat putus asa, dan klub akhirnya mendatangkan pemain yang sebetulnya tak meyakinkan, termasuk Chelsea.

Dalam banyak kasus, istilah panic buying di Chelsea belakangan seperti hobi. Mereka beberapa kali salah dalam melakukan strategi di lantai transfer dan acap lambat bergerak hingga mendatangkan pemain yang seadanya.

Sosok Michael Emenelo belakangan menjadi sasaran kritik fans. Sebab, direktur klub itu acap tak bisa mengatasi strategi yang diinginkan manajer saat menginginkan pemain incaran.

Antonio Conte bahkan sempat geram karena beberapa incarannya lepas begitu saja. Awalnya mengincar gelandang macam Ross Barkley, yang didapat malah Daniel Drinkwater yang belum sama sekali dimainkan musim ini.

Berikut adalah lima transfer aneh Chelsea dalam beberapa tahun terakhir dikutip Sportskeeda.

Michael Hector

Michael Hector (Foto: Istimewa)

Hector memulai kariernya di Reading, dan melakukan debutnya tahun 2014. Sebelum melakukan terobosan di tim pertama, ia bermain di tingkat bawah klub sepak bola Inggris, seperti Bracknell Town, Didcot Town, Havant, dan Waterlooville. Dia juga memiliki musim singkat di Aberdeen dengan status pinjaman.

Semua ini sebenarnya tidak terlalu buruk bagi bek berusia 24 tahun itu. Namun, tentu dia tak pernah diprediksi main di klub papan atas macam Chelsea.

Namun setelah bergabung ke klub London itu, Hector mengaku tidak pernah benar-benar merasa seperti pemain Chelsea pada 2016.

Papy Djilobodji

Papy Djilobodji (Chelseafc.com)

Bek Senegal ini senasib dengan Hector. Dia telah menjadi starter selama lebih dari lima musim di FC Nantes dan memainkan 150 penampilan. Satu-satunya masalah adalah bahwa Djilobodji telah memainkan tiga dari lima musim terakhir di Ligue 2.

Dia adalah pemain yang layak di tim yang finis di urutan 13 dan 14 di Ligue 1. Kala itu, Chelsea sejatinya tengah mengejar John Stones, tapi setelah gagal, Djilobodji menjadi bidikan.

Alhasil, dia hanya tampil satu pertandingan Piala Liga sebelum pindah ke Sunderland. Djilobodji bahkan tidak diberi kesempatan di Chelsea.

Dia mengeluh bahwa manajer Chelsea kala itu, Jose Mourinho telah memperlakukannya secara tidak adil. Djilobodji kini telah kembali ke Prancis dalam sebuah kesepakatan pinjaman dengan Dijon.

Juan Sebastian Veron

Juan Sebastian Veron (AFP/Joe Klamar)

Juan Sebastian Veron adalah pemain yang sangat berbakat di Italia. Namun di Inggris, ia tak terlalu berkembang.

Veron tiba sebagai superstar yang digembar-gemborkan ke Manchester United pada 2001 dengan biaya sebesar 24,3 juta poundsterling. Dia bermain 51 kali untuk The Red Devils sampai tahun 2003.

Namun, Dia hanya berhasil mengemas tujuh gol saja dan banyak kesalahan. Dia menunjukkan sekilas kemampuannya saat gagal beradaptasi dengan permainan Inggris. Namun, Claudio Ranieri melihat sesuatu dari Veron.

Dia menandatangani kontrak dengan Chelsea pada 2003 dengan nilai 15 juta pound sterling. Veron melewati empat tahun di Stamford Bridge, membuat hanya 7 penampilan liga di bawah Ranieri sebelum cabut dengan status pinjaman musim depan. Dia kembali ke Italia bersama Inter dan menemukan kembali beberapa penampilan bagus tapi tidak konsisten.

Dia kemudian dipinjamkan ke Estudientes di Argentina pada tahun 2006, dan menghabiskan sisa kariernya di di sana sampai 2017.

Radamel Falcao

Radamel Falcao (EPA/Facundo Arrizabalaga)

Falcao telah menjadi sosok striker yang sangat didambakan saat bersama Atletico Madrid antara 2011-13. Dia kemudian menandatangani kontrak dengan AS Monaco, yang siap untuk menghadapi tantangan Paris Saint-Germain.

Sebuah cedera ACL memotong musim pertamanya dan dia pulih untuk memulai musim 2014-15 di Monaco. Dia dikaitkan untuk cabut dari klub karena pemilik baru ingin mengejar model investasi yang lebih berkelanjutan.

Striker Kolombia itu kemudian bergabung dengan Manchester United dengan status pinjaman dan berjuang untuk kebugaran dan penampilannya. Dia mencetak hanya empat gol dalam 29 pertandingan.

Musim berikutnya, MU lantas melepasnya dan secara mengejutkan Chelsea memutuskan meminjam Falcao. Ia dipandang sebagai simbol ketidakmampuan Chelsea dalam mendapatkan pemain untuk memberikan sebuah gelar. Falcao cuma bermain 10 kali sebelum kembali ke Monaco.

Alexandre Pato

Alexandre Pato (Chelseafc.com)

Siapa pun yang memutuskan untuk merekrut Pato pasti kebanyakan main game virtual. Namun, Chelsea justru berani mendatangkan Alexander Pato dengan meminjamnya dari Corinthians, klub yang mau menampungnya, setelah kehilangan ketajaman di AC Milan pada 2012-13.

Pato butuh waktu tiga bulan untuk fit setelah bergabung dengan Chelsea di bulan April. Dia mencetak penalti saat debut melawan Aston Villa.

Namun demikian, klub London tersebut tidak berminat untuk mengontrak Pato secara permanen. Dia menghabiskan beberapa hari di Inggris setelah memutuskan untuk tidak segera kembali ke Brasil.

Dia kemudian menandatangani kontrak dengan Villarreal musim depan dan bermain 14 laga mencetak dua gol sebelum pindah ke Tiongkok. Di sana dia akhirnya tampak menikmati sepak bolanya setelah meninggalkan Eropa.

Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya