Atasi Polemik, PSSI Butuh Akreditasi Organisasi

PSSI disarankan untuk melakukan akreditasi organisasi agar bisa lebih profesional.

oleh Defri Saefullah diperbarui 13 Okt 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2018, 06:00 WIB
Ketua PSSI Hentikan Sementara Kompetisi Liga 1 2018
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dan Wakil Ketua Joko Driyono saat jumpa pers terkait meninggalnya suporter Persija, Haringga Sirila, di Jakarta, Selasa (25/9). PSSI secara resmi menghentikan sementara waktu Liga 1 2018. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PSSI belakangan ini menjadi sorotan karena tewasnya suporter Persija, Haringga Sirila saat akan mendukung tim kesayangannya melawan Persib di Bandung, 23 September silam. PSSI juga disorot karena rangkap jabatan ketua umum Edy Rahmayadi.

Selain menjadi ketua umum PSSI, Edy juga saat ini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Polemik ini mendapatkan tanggapan dari Ketua Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK), Prof. Hari A Rachman.

Dia mengatakan, PSSI menjadi salah satu contoh dimana standardisasi dan manajemen organisasi keolahrgaan nasional harus diperbaiki dan ditingkatkan.

"Yang perlu saya soroti ialah bagaimana standar nasional keolahragaan di Indonesia benar-benar diterapkan secara berkualitas dalam kerangka pembangunan keolahragaan nasional. Ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN)," katanya seperti rilis yang diterima media.

Hari mengatakan, PSSI perlu melakukan akreditasi agar bisa memecahkan polemik di organisasi mereka. Ini salah satu cara untuk standardisasi organisasi keolahrgaaan.

Menurut Guru Besar Universitas Negeri Yogjakarta ini, akreditasi akan memberikan banyak manfaat bagi organisasi induk cabor dalam kerangka memperbaiki pengelolaan organisasi keolahragaan agar lebih profesional.

 

Empat Organisasi

Panjat Tebing
FPTI yang menaungi olahraga panjat tebing salah satu organisasi olahraga yang sudah lakukan akreditasi (dok: FPTI)

BSANK sejauh ini sudah memberikan status akreditasi terhadap empat organisasi olahraga. Hasil dari proses akreditasi yang dilakukan itu disebutkan akan relevan dengan tingkat prestasi yang dicapai oleh cabor bersangkutan.

Artinya, dengan krteria-kriteria penilaian dalam akreditasi, dapat diketahui, dianalisis, dan dikaji secara ilmiah faktor dan penyebab maju atau mundurnya prestasi olahraga nasional.

"Buktinya dalam Asian Games lalu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menjadi dua cabor yang paling banyak mendapatkan emas. Ini kan prestasi yang membanggakan. Oleh karenanya saya menyarankan kepada PSSI dan juga cabor-cabor lain agar segera mengajukan permohonan untuk akreditasi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya