Liputan6.com, Jakarta - Latvia hanyalah titik kecil di peta sepak bola dunia. Namun, itu bukan berarti mereka tidak bisa meninggalkan kesan di cabang olahraga terpopuler dunia tersebut.
Adalah Skonto FC yang membantu Latvia melakukannya. Capaian klub berbasis Riga itu melampaui batas geografis sehingga dikenali penggemar sepak bola.
Baca Juga
Skonto FC menorehkan berbagai rekor ketika Latvia meraih kemerdekaan dari jatuhnya Uni Soviet. Mereka memenangkan kompetisi 14 musim beruntun pada 1991-2004.
Advertisement
Torehan tersebut sempat jadi rekor dunia. Namun, meski bergelimang prestasi, Skonto FC sudah binasa.
Saksikan Video Bola Latvia Berikut Ini
Awal Mula
Skonto FC secara resmi berdiri pada 1991, meski tim sudah dibentuk beberapa tahun sebelumnya. Ketika itu, Uni Soviet ingin mengikuti Universiade, multievent olahraga untuk siswa yang juga dikenal dengan nama World Student Games pada 1988.
Pelatih Marks Zahodins diberi mandat membentuk tim di Riga. Begitu Universiade selesai, tim kemudian dipertahankan agar dapat mewakili Latvia di Liga Uni Soviet.
Meski tidak mampu bicara banyak, tim kemudian mengikuti Turnamen Baltik, kompetisi yang diikuti beberapa negara bagian Uni Soviet yang sudah memerdekakan diri. Sebanyak 16 tim berpartisipasi, delapan dari Lithuania, enam asal Latvia, serta masing-masing satu Estonia dan Rusia.
Advertisement
Era Kesuksesan
Tim itu kemudian didekati sponsor pada 1991 dan terbentuklah Skonto FC. Dengan dukungan finansial dan kepemimpinan pemilik Guatis Indriksons, yang kemudian menjabat presiden Asosiasi Sepak Bola Latvia, mereka tanpa kesulitan menjadi juara pada liga pertama setelah negara merdeka.
Dominasi Skonto FC lalu berlanjut dengan memenangkan 14 liga, 13 di antaranya di bawah panduan Aleksandrs Starkovs. Mereka juga menjuarai tujuh gelar Piala Latvia.
Rutin mengikuti kompetisi Eropa, Skonto FC bahkan nyaris mencetak sejarah dengan mencapai fase Grup Liga Champions 1999/2000. Sayang mereka terhenti di putaran kualifikasi terakhir sebelum babak utama.
Capaian tersebut tidak lepas dari pemain kunci. Skonto FC memproduksi beberapa pilar, di antaranya Igor Stepanovs yang sempat membela Arsenal. Marians Pahars juga bersinar bersama Southampton. Dengan mayoritas pemain dari Skonto FC, Latvia mengejutkan dunia setelah lolos Piala Eropa 2004.
Akhir Dominasi
Momen tersebut ternyata jadi awal dari akhirnya dominasi Skonto FC. Mereka harus merelakan gelar liga ke FC Liepaja Metalurgs. Setelah itu Skonto FC kesulitan kembali ke puncak dan hanya sekali meraih gelar pada 2010.
Minimnya prestasi berujung perubahan kepemilikan klub. Namun, meski berganti penguasa dua kali dalam waktu dekat, Skonto FC tetap gagal mengulang masa kejayaan. Minimnya investasi dari pemilik anyar juga merusak keuangan klub.
Skonto FC semakin limpung menyusul hadirnya peraturan baru yang mencegah konflik kepentingan pada 2012. Indriksons terpaksa meninggalkan klub. Tanpa pemilik berpengaruh, gerak Skonto FC tambah terbatas.
Pada tahun sama, mereka mampu memenangkan gelar terakhir yakni Piala Latvia. Namun, setahun kemudian Skonto FC ditinggal sponsor yang berujung krisis finansial. Pemakin tidak digaji sehingga mereka menggugat ke pengadilan.
Masalah lalu datang bertubi-tubi. Skonto FC mendapat berbagai sanksi akibat kondisi keuangan carut marut, mulai dicabutnya izin tampil kompetisi Eropa, pengurangan angka, sampai akhirnya didegradasi.
Advertisement
Kembali ke Tujuan Mula
Klub akhirnya ditetapkan bangkrut, Desember 2016. Skonto FC selanjutnya berkompetisi di level junior, sama seperti ketika pertama kali dibentuk.
Di balik keruntuhan Skonto FC, muncul Riga FC pada 2014 untuk mewakili ibu kota di sepak bola Latvia. Namun, meski bermain di markas lama Skonto FC, kesempatan Riga FC mengulang masa kejayaan pendahulunya sangat kecil.