TGIPF Kanjuruhan: Liga 1 Dilanjutkan Setelah PSSI Benar-Benar Siap

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) telah melaporkan hasil temuannya terkaih tragedi Kanjuruhan kepada Presiden RI, Jokow Widodo.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 14 Okt 2022, 14:54 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 14:54 WIB
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan bersama Ketua TGIPF, Mahfud MD.
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan bersama Ketua TGIPF, Mahfud MD. (PSSI).

Liputan6.com, Jakarta Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF tragedi Kanjuruhan telah melaporkan hasil temuannya kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Jumat (14/10/2022). Lewat laporan setebal 124 halaman itu, TGIPF yang dipimpin Mahfud MD meminta PSSI bertanggung jawab.

Dalam poin rekomendasi TGIPF disebutkan kalau pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI. Meski demikian, melihat besarnya jumlah korban yang tewas dan luka-luka, sudah sepatutnya ketua umum dan seluruh jajaran komite eksekutif PSSI mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa hingga 132 orang dan 96 luka berat.  

Untuk itu, TGIPF yang telah dibentuk sejak 3 Oktober lalu juga mendesak agar PSSI segera mempercepat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan yang berintegritas, profesional, bertanggungjawab, dan bebas dari konflik kepentingan. 

Sementara pada poin lainnya disebutkan, kalau pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepakbola profesional di bawah PSSI yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepakbola di tanah air. Adapun pertandingan sepakbola di luar Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tetap berlangsung dengan memperhatikan ketertiban umum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan. 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Memanggil Sejumlah Pihak

TGIPF dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, Mahfud MD. Tim ini beranggotakan tokoh dari kalangan jurnalis, pengamat, mantan pemain, hingga akademisi.

Selain meninjau langsung lokasi kericuhan, TGIPF juga memanggil berbagai pihak untuk dimintai keterangan. Selanjutnya hasil temuan itu dianalisis mulai Rabu (12/10/2022) sebelum akhirnya diserahkan ke Presiden.

Tragedi Kanjuruhan sendiri bermula saat sejumlah suporter Arema turun ke lapangan usai peluit panjang laga Arema vs Persebaya di Kanjuruhan. Dalam laga ini, Singo Edan kalah dengan skor 2-3. Kehadiran penonton kemudian disambut dengan tembakan gas air mata dari petugas keamanan yang membuat penonton berhamburan menyelamatkan diri.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya