Liputan6.com, Jakarta - Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte resmi meninggalkan jabatannya atas kesepakatan bersama setelah 16 bulan menukangi The Lilywhites. Langkah ini dipercaya sebagai akumulasi konferensi pers yang dilakukan Conte beberapa waktu lalu.
Kepergian eks pelatih Chelsea tersebut adalah yang keempat kalinya bagi Spurs setelah ditinggalkan Mauricio Pochettino pada 2019.
Sebagai pengganti Conte, mantan asisten Conte, Cristian Stellini, naik jabatan sebagai manajer Spurs hingga akhir musim. Sementara Ryan Mason menjadi asistennya.
Advertisement
Conte meninggalkan klub London Utara tersebut di posisi keempat klasemen sementara Liga Inggris. Pada ajang lain, Tottenham sudah tidak berpartisipasi.
Seperti diketahui, mereka disingkirkan AC Milan di Liga Champions awal bulan ini. Sementara Sheffield United menuntaskan partisipasi Spurs di Piala FA.
Sulit menemukan konsistensi, rapor Conte bersama Tottenham Hotspur jadi yang terburuk dalam karier kepelatihannya. Dia hanya mampu raih 54,1 persen kemenangan. Terpaut jarak 8,6 angka dengan ketika ia menangani Inter Milan (62,7 persen).
Taruhan Besar
Melalui situs resmi, CEO Tottenham Hotspur Daniel Levy memberi pernyataan resmi berkenaan dengan keputusan untuk berpisah dengan Antonio Conte.
“Kami memiliki sisa 10 laga Liga Inggris dan kami harus berjuang untuk tempat di Liga Champions. Kita semua perlu bersatu. Setiap orang harus melangkah untuk memastikan posisi setinggi mungkin untuk klub kami dan pendukung setia yang luar biasa,” ucap Levy.
Melansir Mirror, Levy merasa asa Spurs untuk dapat bermain di Liga Champions musim depan akan berakhir buruk jika tetap mempertahankan Conte. Oleh karena itu, taruhan terbaik adalah dengan mengakhiri masa kerja pria berusia 53 tahun tersebut sebelum waktunya.
Advertisement
Pola Berulang
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Conte merupakan manajer keempat dalam periode empat tahun terakhir yang datang melatih Tottenham Hotspur.
Conte mengikuti jejak Mauricio Pochettino, Jose Mourinho, serta Nuno Espirito Santo dalam daftar manajer yang telah mencoba dan gagal membawa kejayaan ke Tottenham.
Padahal jika melihat daftar tersebut, nama Conte dan Mourinho merupakan salah dua pelatih paling sukses di Eropa. Masa Pochettino di Spurs juga bisa dimilang sangat gemilang dengan berhasil membawa timnya ke final Liga Champions pada tahun 2019.
Dengan tren ini, kemungkinan besar pola sama akan tetap terjadi di Tottenham di masa depan.
Deja vu
Dua tahun lalu ketika Tottenham Hotspur masih dipegang oleh Jose Mourinho, mereka dapat dikatakan berada di posisi yang sama dengan saat ini. Melansir dari Sky Sports, selama ditangani oleh Mourinho, Spurs torehkan 97 gol dan kebobolan 67 serta catatkan rata-rata persentase penguasaan bola sebesar 50,4 persen dari 58 laga di Liga Inggris.
Kantongi hasil serupa, dari 56 laganya selama menukangi Tottenham, Conte sumbang 112 gol dan kebobolan 64. Skuadnya juga catatkan rata-rata persentase penguasaan bola sebesar 51,21 persen, tidak berbeda jauh dengan apa yang diraih Mourinho.
Kedua pelatih tersebut juga sama-sama tereliminasi dari Piala FA dan Liga Champions jelang waktu pemecatan masing-masing. Namun, perbedaannya adalah Mourinho waktu itu berpeluang untuk memenangkan trofi. Pelatih asal Portugal itu dipecat oleh Daniel Levy jelang final Piala Carabao.
Advertisement