Liputan6.com, Jakarta - Rizki Juniansyah mengungkap cerita menarik di balik kariernya sebagai atlet angkat besi, sebelum berhasil meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.
Lifter berusia 21 tahun itu mengaku sempat dapat tawaran untuk menjadi pembalap motocross, tetapi ditolak lantaran dia lebih memilih menekuni dunia angkat besi.
Sebagai informasi, Rizki Juniansyah memang punya ketertarikan pada ranah motor dan balap. Bidang itu dijadikannya sebagai hobi dan pelepas jenuh apabila penat menjalani keseharian sebagai atlet weightlifting.
Advertisement
Rizki bahkan punya koleksi motor sendiri yang begitu dia hargai. Baru-baru ini terungkap, lifter asal Banten itu rupanya juga sempat mendapat tawaran khusus untuk menggeluti bidang motocross secara profesional, tetapi tak dia ambil lantaran ingin fokus pada angkat besi.
"Dulu suka ada yang nawarin kalau saya mau jadi (rider) motorcross, dibeliin motornya, disponsorin. Saya tidak mau," aku Rizki kepada awak media di bilangan Jakarta Pusat pada Rabu (28/8/2024).
"Karena saya ingat, ayah saya selalu bilang kalau juara angkat besi saya bisa beli motor, tetapi kalau juara motor tidak bisa beli besi," sambungnya sembari bergurau.
Sempat Lupakan Motor Sementara
Konsistensi Rizki menekuni dunia angkat besi tak hanya terlihat ketika dia pertama kali memilih bidang untuk digeluti. Atlet kelahiran 2001 itu juga memegang teguh komitmen serta rela melupakan sementara hobinya selama masa persiapan menuju Olimpiade Paris 2024.
"Rizki sempat menghindari hobi motocross sebelum ke Olimpiade. Dia lebih fokus pada pertandingan (angkat besi) menjelang ke Olimpiade," ucap Ibu Rizki, Yeni, saat ditemui media dalam kesempatan yang sama.
"Dia tidak pernah goyah, tetap kekeh ingin jadi atlet angkat besi (terlepas dari hobinya)," sambung sang bunda.
Advertisement
Balik Tekuni Hobi usai Juara Olimpiade
Adapun Rizki Juniansyah baru bisa balik menikmati hobinya usai menggondol medali emas di Olimpiade Paris 2024. Wakil Indonesia behrasil mencatatkan total angkatan 354 kg dengan rincian 155 kg snatch dan 199 kg clean and jerk, yang sekaligus memecahkan rekor Olimpiade untuk angkatan clean and jerk.
"(Motor-motoran) ini hobi saya nomor satu. Kalau bangun tidur, hobi ini bisa membuat mata saya segar karena lihat koleksi motor. Pulang latihan, lihat motor di rumah juga rasanya senang. Apalagi saya sering main motocross, ini untuk menghilangkan jenuh," beber Rizki kepada awak media.
"Meskipun sebenarnya motocross dan angkat besi ini sangat bertentangan, ada luka sedikit saja (akibat hobi), bisa bahaya. Makanya sebelum Olimpiade saya berhenti dulu. Alhamdulillah kemarin saya sudah (balik menekuni hobi), coba motor trail, motor baru."
"Saya juga cuci motor sendiri, kalau ada debu sedikit dilap. Bahkan motor saya sekarang ada di dalam rumah, tidak di garasi lagi. Ini jadi semangat dan motivasi sendiri buat saya. Karena ini merupakan motor hasil kerja keras saya," tandasnya.