Laga matchday keempat penyisihan Grup G Liga Champions antara Zenit St Petersburg dan FC Porto yang berlangsung di Stadion Petrovski, St Petersburg, Rabu, 6 November 2013 malam waktu setempat atau Kamis (7/11/13) dinihari WIB, pantas disebut sebagai laga penentu tim mana yang bakal mendampingi Atletico Madrid ke fase knock-out.
Jelang laga ini, Zenit mempunyai modal sangat besar untuk mendulang kemenangan, yaitu rekor tak terkalahkan saat bermain di kandang di semua ajang kompetisi di musim ini. Tercatat 10 partai kandang dilalui skuat asuhan Luciano Spalletti dan hasilnya tujuh kali kemenangan direbut Hulk dkk. Selain itu, catatan menunjukkan Zenit tak pernah menelan kekalahan saat melayani tantangan klub Portugal di kancah Eropa, menang empat kali dan imbang satu kali, termasuk kemenangan 3-1 atas Porto di penyisihan Grup G musim 2011-2012.
Sayangnya, belakangan performa Zenit berada dalam grafik yang menurun, kalah dari klub divisi dua di babak 32 besar Piala Rusia dan ditahan imbang Amkar Perm di kancah Liga Premier Rusia. Spalletti berharap, meskipun kehilangan tiga pemain inti: Axel Witsel, Igor Smolnikov, dan Tomas Hubocan yang terkena suspensi, timnya mampu mengulang kemenangan 1-0 di kandang Porto di matchday ketiga.
Di lain pihak, Porto datang dengan target tunggal. Kemenangan selain membalaskan dendam atas kekalahan di pertemuan sebelumnya juga sekaligus akan membuka peluang melaju ke babak 16 besar. Apalagi, Porto baru bertemu Atletico—yang diprediksi telah lolos—di matchday terakhir, 11 Desember mendatang.
Pelatih Paulo Fonseca tentunya menginginkan Lucho Gonzalez dkk bermain dengan pressing ketat seperti yang ditunjukkan di pertemuan pertama. Meski kalah 0-1, di laga tersebut, Porto yang praktis tampil dengan 10 pemain di sepanjang pertandingan—menyusul kartu merah Hector Herrera di menit keenam—masih mampu menyulitkan pertahanan Zenit.
Catatan cukup bagus yang ditunjukkan Porto saat bermain di ranah Rusia juga diharapkan Fonseca bakal kembali terulang. Dari lima kali kunjungannya ke Rusia, The Dragons, julukan Porto, memetik empat kali kemenangan dan sekali kalah. Di musim 2010-2011 di ajang Europa League, Porto sanggup dua kali mempecundangi klub Rusia, CSKA Moscow dan Spartak Moscow.
Melihat statistik, rapor kedua tim di kancah Liga Champions musim ini terbilang hampir sama. Sama-sama mencetak 2 gol dan kebobolan 3 gol, kedua tim pun membuat 21 kali tembakan ke gawang dan mengukir jumlah tendangan sudut yang bisa dikatakan seimbang: 19 berbanding 18 kali. Bermain di kandang, tentunya Zenit punya advantage. Meski demikian, Porto bakal berjuang habis-habisan guna memperpanjang peluang. Hasil imbang boleh jadi lebih adil bagi kedua tim. Jika itu terjadi, tim mana yang akan mendampingi Atletico bakal ditentukan di partai terakhir.
Prakiraan Susunan Pemain:
Zenit: Lodygin; Ansaldi, Neto, Lombaerts, Anyukov; Fayzulin, Shatov; Danny, Shirokov, Arshavin; Hulk.
Porto: Helton; Danito, Mangala, Otamendi, Sandro; Fernando, Defour; Josue, Gonzalez, Lica; Martinez.
Wasit: Tom Hagen (Norwegia)
(*)
Jelang laga ini, Zenit mempunyai modal sangat besar untuk mendulang kemenangan, yaitu rekor tak terkalahkan saat bermain di kandang di semua ajang kompetisi di musim ini. Tercatat 10 partai kandang dilalui skuat asuhan Luciano Spalletti dan hasilnya tujuh kali kemenangan direbut Hulk dkk. Selain itu, catatan menunjukkan Zenit tak pernah menelan kekalahan saat melayani tantangan klub Portugal di kancah Eropa, menang empat kali dan imbang satu kali, termasuk kemenangan 3-1 atas Porto di penyisihan Grup G musim 2011-2012.
Sayangnya, belakangan performa Zenit berada dalam grafik yang menurun, kalah dari klub divisi dua di babak 32 besar Piala Rusia dan ditahan imbang Amkar Perm di kancah Liga Premier Rusia. Spalletti berharap, meskipun kehilangan tiga pemain inti: Axel Witsel, Igor Smolnikov, dan Tomas Hubocan yang terkena suspensi, timnya mampu mengulang kemenangan 1-0 di kandang Porto di matchday ketiga.
Di lain pihak, Porto datang dengan target tunggal. Kemenangan selain membalaskan dendam atas kekalahan di pertemuan sebelumnya juga sekaligus akan membuka peluang melaju ke babak 16 besar. Apalagi, Porto baru bertemu Atletico—yang diprediksi telah lolos—di matchday terakhir, 11 Desember mendatang.
Pelatih Paulo Fonseca tentunya menginginkan Lucho Gonzalez dkk bermain dengan pressing ketat seperti yang ditunjukkan di pertemuan pertama. Meski kalah 0-1, di laga tersebut, Porto yang praktis tampil dengan 10 pemain di sepanjang pertandingan—menyusul kartu merah Hector Herrera di menit keenam—masih mampu menyulitkan pertahanan Zenit.
Catatan cukup bagus yang ditunjukkan Porto saat bermain di ranah Rusia juga diharapkan Fonseca bakal kembali terulang. Dari lima kali kunjungannya ke Rusia, The Dragons, julukan Porto, memetik empat kali kemenangan dan sekali kalah. Di musim 2010-2011 di ajang Europa League, Porto sanggup dua kali mempecundangi klub Rusia, CSKA Moscow dan Spartak Moscow.
Melihat statistik, rapor kedua tim di kancah Liga Champions musim ini terbilang hampir sama. Sama-sama mencetak 2 gol dan kebobolan 3 gol, kedua tim pun membuat 21 kali tembakan ke gawang dan mengukir jumlah tendangan sudut yang bisa dikatakan seimbang: 19 berbanding 18 kali. Bermain di kandang, tentunya Zenit punya advantage. Meski demikian, Porto bakal berjuang habis-habisan guna memperpanjang peluang. Hasil imbang boleh jadi lebih adil bagi kedua tim. Jika itu terjadi, tim mana yang akan mendampingi Atletico bakal ditentukan di partai terakhir.
Prakiraan Susunan Pemain:
Zenit: Lodygin; Ansaldi, Neto, Lombaerts, Anyukov; Fayzulin, Shatov; Danny, Shirokov, Arshavin; Hulk.
Porto: Helton; Danito, Mangala, Otamendi, Sandro; Fernando, Defour; Josue, Gonzalez, Lica; Martinez.
Wasit: Tom Hagen (Norwegia)
(*)