Kemenkes Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Hoaks tentang Vaksin HPV

Salah satu hoaks terkait vaksin HPV adalah efek samping yang dapat memicu kemandulan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Apr 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau, masyarakat agar tidak terpengaruh informasi palsu atau hoaks tentang vaksinasi human papillomavirus (HPV).

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine mengungkapkan, salah satu hoaks terkait vaksin HPV adalah efek samping yang dapat memicu kemandulan.

"Masyarakat sebenarnya cukup menerima bahwa kanker serviks penyakit mengerikan sehingga penerimaannya cukup baik. Kami ada pembekalan panduan terkait hoaks ini," kata Prima dilansir dari Antara Selasa (19/4/2022).

Program vaksinasi HPV, sambung Prima, sangat penting untuk mencegah penyakit kanker serviks. Nantinya program ini akan menyasar pelajar perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar.

"HPV diberikan pada siswi kelas 5 dan 6 SD dan diberikan sebanyak dua kali," ucap Prima.

Prima menambahkan, pemberian vaksin HPV berlangsung secara bersamaan dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang rutin diselenggarakan pada Agustus dan November setiap tahun.

Vaksinasi HPV telah dimulai di dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia sejak 2021 dan diperluas di tiga provinsi dan lima kabupaten/kota pada tahun ini. Rencananya vaksinasi kanker serviks berlaku secara nasional pada 2023-2024.

Untuk mempersiapkan hal itu, kata Prima, Kemenkes memfasilitasi pelatihan vaksinasi HPV secara berjenjang dari tingkat dinas kesehatan hingga Puskesmas di setiap daerah.

"Untuk DKI dan Bali sudah pelatihan. Tahun ini dan tahun depan kita kembangkan di seluruh kabupaten/kota yang didahului dengan tenaga kesehatan," tambah Prima.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya