Cek Fakta: Tidak Benar Tak Boleh Keluar Rumah Saat Fenomena Solstis Desember 2022

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis Desember 2022

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Des 2022, 12:26 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 12:00 WIB
Tangkapan layar klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis
Penelusuran klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis Desember 2022

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis Desember 2022. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 21 Desember 2022.

Unggahan klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis berupa video tata surya yang di dalamnya terdapat tulisan "Fenomena Solstis Desember 2022".

Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Tidak Bleh Keluar Rmh Krna Ada Yg Terjadi Pada Tnggal 21 Desember 2022 Itu Terjadi Fenomena Solstis Ini Adalah Berbahaya Pada Anak Anak"😭"

Benarkah klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis Desember 2022? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis Desember 2022, dalam artikel berjudul "Ada Fenomena Solstis, Benarkah Tak Boleh Keluar Rumah pada 21 Desember?" yang dimuat situs Liputan6.com, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengimbau masyarakat untuk tidak percaya begitu saja dengan imbauan agar tidak keluar rumah pada tanggal 21 Desember 2022.

Menurut Andi Pangerang Hasanuddin dari Pusat Riset Antariksa BRIN, imbauan ini sendiri muncul dan mengaitkannya dengan fenomena solstis yang akan terjadi.

Mengutip laman Edukasi Sains Antariksa BRIN, Andi menegaskan bahwa solstis hanyalah fenomena astronomis biasa. Solstis sendiri bisa disepadankan dengan "Titik Balik Matahari."

Secara khusus, Solstis dapat didefinisikan sebagai peristiwa ketika Matahari berada paling utara maupun Selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit.

"Solstis terjadi dua kali setahun yakni di bulan Juni dan bulan Desember," tulis Andi, dikutip Selasa (20/12/2022).

Solstis disebabkan oleh sumbut rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika (sumbu kutub utara-selatan ekliptika).

Saat Bumi berotasi, juga sekaligus mengorbit Matahari, sehingga terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara condong ke Matahari, sementara kutub Seltan dan Belahan Bumi Selatan menjauhi Matahari.

Inilah kondisi saat Solstis di bulan Juni atau disebut juga Solstis Juni. Penyebutan ini lebih netral karena tidak bergantung pada musim tertentu.

Sebaliknya, terkadang Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari, sementara Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari. Inilah kondisi saat Solstis di bulan Desember atau Solstis Desember.

Menurut penjelasan BRIN, secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam.

Pengaruhnya juga pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, kemudian berdampak pada panjang siang dan malam, serta berdampak pada pergantian musim.

BRIN menegaskan, dampak solstis yang dirasakan manusia tidak seekstrem yang dinarasikan pada imbauan disinformatif dan menyesatkan.

"Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis," kata Andi.

Hal ini karena, solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat mempengaruhi iklim dan musim di Bumi. Sedangkan bencana-bencana alam tadi, terjadi karena aktivitas vulkanologi, seismik, oseanik, dan hidrometeorologi.

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakata Liputan6.com, klaim tidak boleh keluar rumah saat terjadi fenomena Solstis Desember 2022 tidak benar.

Solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam.

Pengaruhnya juga pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, kemudian berdampak pada panjang siang dan malam, serta berdampak pada pergantian musim.

BRIN menegaskan, dampak solstis yang dirasakan manusia tidak seekstrem yang dinarasikan pada imbauan disinformatif dan menyesatkan.

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya