Hoaks Seputar Covid-19 Masih Beredar saat Kasus Melandai, Berikut Daftarnya

Cek Fakta Liputan6.com pun masih mendapati sejumlah hoaks seputar Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Mei 2023, 17:09 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 masih bermunculan di tengah kondisi melandainya kasus penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut.

Hoaks seputar Covid-19 tersebut beredar lewat media sosial dan aplikasi percakapan WhatsApp, meliputi varian baru hingga vaksin.

Keberadaan informasi bohong seputar Covid-19 ini tentu harus diwaspadai, sebab bisa menyesatkan pihak yang mempercayainya.

Cek Fakta Liputan6.com pun masih mendapati sejumlah hoaks seputar Covid-19, berikut daftarnya.

Covid-19 Omicron Subvarian XBB Tidak Mudah Terdeteksi

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Covid-19 Omicron subvarian XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut klaim Covid-19 varian Omicron XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi.

"BREAKING NEWS FROM SINGAPURE

Semua orang disarankan memakai masker karena virus corona varian baru COVID-Omicron XBB berbeda, mematikan dan tidak mudah terdeteksi dengan baik:-

Gejala virus novel COVID-Omicron XBB adalah sebagai berikut:-

1. Tidak batuk.

2. Tidak ada demam.

Hanya akan ada banyak :-

3. Nyeri sendi.

4. Sakit kepala.

5. Sakit leher.

6. Sakit punggung bagian atas.

7. Pneumonia.

8. Umumnya tidak nafsu makan.

Tentu saja, COVID-Omicron XBB 5 kali lebih beracun daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada Delta.

Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk kondisi mencapai tingkat keparahan yang ekstrim, dan kadang-kadang tidak ada gejala yang jelas.

Mari lebih berhati-hati!

Jenis virus ini tidak ditemukan di daerah nasofaring, dan secara langsung mempengaruhi paru-paru, ``jendela``, untuk waktu yang relatif singkat.

Beberapa pasien yang didiagnosis dengan Covid Omicron XBB akhirnya diklasifikasikan sebagai tidak demam dan tidak sakit, tetapi rontgen menunjukkan pneumonia dada ringan.

Tes usap hidung umumnya negatif untuk COVID-Omicron XBB, dan kasus negatif palsu dari tes nasofaring meningkat.

Artinya, virus tersebut dapat menyebar di masyarakat dan langsung menginfeksi paru-paru, sehingga menyebabkan pneumonia virus, yang pada gilirannya menyebabkan stres pernapasan akut.

Ini menjelaskan mengapa Covid-Omicron XBB menjadi sangat menular, sangat ganas, dan mematikan.

Harap diperhatikan, hindari tempat keramaian, jaga jarak 1,5m meski di tempat terbuka, pakai masker dua lapis, pakai masker yang sesuai, dan sering cuci tangan saat tidak menunjukkan gejala (tidak batuk atau bersin).

``Gelombang`` Covid Omicron ini lebih mematikan dari gelombang pertama Covid-19. Jadi kita harus sangat berhati-hati dan mengambil berbagai tindakan pencegahan virus corona yang ditingkatkan.

Juga menjaga komunikasi waspada dengan teman dan keluarga.

Jangan simpan informasi ini untuk diri sendiri, bagikan sebanyak mungkin dengan kerabat dan teman lain, terutama milik Anda."

Benarkah klaim Covid-19 Omicron subvarian XBB mematikan dan tidak mudah terdeteksi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini...

RS Pelni Jakarta Penuh Pasien Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan pesan berantai yang mengklaim RS Pelni Jakarta penuh dengan pasien covid-19. Pesan berantai itu beredar sejak tengah pekan ini.

Dalam pesan berantai yang banyak beredar di Whatsapp tersebut terdapat gambar sejumlah orang menggunakan masker sedang terbaring di ranjang RS. Pesan berantai itu disertai narasi:

"Rmh sakit pelni jkt saat ini penuh pasien covid"

Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim RS Pelni Jakarta penuh dengan pasien covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

 

Palang Merah AS Sebut Orang yang Divaksin Tak Diizinkan Donor Darah

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penyataan Palang Merah Amerika Serikat atau AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah sebab menghancurkan antibodi.

Klaim pernyataan Palang Merah AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah sebab menghancurkan antibodi diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 Januari 2022.

Klaim pernyataan Palang Merah AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah berupa video suara berita tentang kebutuhan donor darah tetapi tidak bisa menerima pendor yang sudah divaksin.

Video tersebut diberikan keterangan berikut ini.

"Pernyataan Palang Merah 🇺🇸

"Orang yang div4ksin4si tidak diijinkan untuk mendonorkan darah, kerena v4ksin4si c0v!d akan menghancurkan antibodi mereka yang sudah di 💉 c0v!d"

⚠️"

Benarkah klaim pernyataan Palang Merah AS orang yang divaksin tak diizinkan donor darah? Simak hasil penelusuran di Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini...

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya