Liputan6.com, Jakarta - Sebuah mobil yang ditutupi debu dan karat, dikelilingi puing-puing berserakan. Di tempat lain, kamar tidur tampak berdebu, lemari kayu rusak diletakkan di atas mainan.
Baca Juga
Advertisement
Demikian kira-kira beberapa adegan mengerikan dari Suriah, di mana konflik dan perang saudara selama 6 tahun terakhir telah menghabiskan jutaan nyawa dan rumah. Namun gambaran tersebut tak ada di dalam video atau foto.
Sebagai gantinya, Anda bisa melihatnya dalam bentuk miniatur, diorama tiga dimensi yang menonjol dari koper terbuka. Ini merupakan bagian dari proyek seni yang menyoroti krisis pengungsi yang sedang berlangsung dengan menciptakan rumah-rumah yang terpaksa ditinggalkan pemiliknya.
Proyek ini disebut "UNPACKED: Koper Pengungsi" dan dibuat oleh seniman Suriah Mohamad Hafez yang bekerja sama dengan mantan pengungsi Irak Ahmed Badr. Tujuan dari proyek tersebut adalah untuk lebih memanusiakan pengungsi, imigran, dan Muslim, serta mengilhami orang-orang di seluruh spektrum politik untuk menjalin hubungan dengan mereka.
"Dengan menceritakan kisah orang-orang melalui seni, kami menyadari bahwa kami dapat memikat dan menghubungkan orang-orang ke dalam cerita kami," ujar Hafez dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Mashable.
Alasan Memilih Koper
Hafez memilih koper sebagai media karena dia tertarik dengan kata "bagasi" dalam waktu yang lama. Ia ingin menggunakan media yang bisa menghubungkan banyak orang, serta menunjukkan bahwa perjalanan itu tak pernah menjadi keseluruhan cerita.
Sebagian besar proyek UNPACKED adalah komponen audionya. Saat dipajang, masing-masing koper memiliki headset sehingga pengunjung pameran dapat mendengar pengungsi menceritakan kisah mereka sendiri yang digambarkan di diorama. Setiap koper mewakili satu cerita dari keluarga pengungsi yang telah bermukim di Amerika setelah meninggalkan Afghanistan, Kongo, Suriah, Irak, dan Sudan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement