Salat Jumat Perdana di Christchurch, Ini Sosok Imamnya

Warga Muslim di Selandia baru hari ini menjalankan ibadah Salat Jumat (22/3) di Masjid Al Noor.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 22 Mar 2019, 13:43 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 13:43 WIB
Salat Jumat di Selandia Baru
Umat muslim menunaikan salat Jumat di Hagley Park, Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3). Ibadah itu digelar satu minggu selepas serangan mengerikan terhadap dua masjid di kota Christchurch yang menewaskan 50 orang. (AP/Mark Baker)

Liputan6.com, Jakarta Warga muslim di Selandia baru hari ini menjalankan ibadah salat Jumat (22/3) di Masjid Al Noor. Ini adalah ibadah salat Jumat perdana pasca tragedi serangan penembakan brutal yang menewaskan hampir 50 orang. Masjid Al Noor telah diperbaiki sebelumnya untuk dijadikan tempat ibadah salat Jumat hari ini.

Tragedi mengerikan tersebut terjadi di Christchurch pada Jumat lalu (15/3) memberikan luka mendalam bagi seluruh masyarakat Selandia Baru. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dan seluruh warga negara Selandia Baru mengecam keras aksi serangan penembakan tersebut.

Banyak masyarakat Non-Muslim di Selandia Baru memberikan rasa duka bagi warga muslim. Mereka meletakkan banyak bunga di depan lokasi penembakan sebagai bentuk solidaritas. PM Ardern pun turut menyambangi keluarga yang menjadi korban penembakan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dihadiri Oleh Perdana Menteri Ardern

Jacinda Ardern
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern sambangi Canterbury Refugee Centre di Christchurch, 16 March 2019. (MARTY MELVILLE / AFP)

Tepat pukul 13.30 waktu setempat, azan salat Jumat berkumandang di Lapangan Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru. Dilansir Liputan6.com, Jumat (22/3/2019) dari The Guardian, tak hanya dipadati oleh warga muslim untuk salat Jumat, tapi banyak warga Non-Muslim yang turut berkumpul.

Perdana Menteri Arden pun sempat menyampaikan sebuah pidato sebelum Salat Jumat dilaksanakan. Seluruh siaran televisi dan radio di Selandia Baru menayangkan salat Jumat perdana ini. Dalam pidatonya PM Ardern menyampaikan,

“Menurut Nabi Muhammad…orang-orang percaya kebaikan, belas kasih dan rasa simpati seperti dalam satu tubuh. Ketika ada bagian tubuh yang luka, seluruh tubuh merasakan sakit. Selandia Baru berduka, kami adalah satu,” dikutip dari The Guardian. Tak lama, azan langsung berkumandang di Lapangan Hagley Park.

 


Warga Non-Muslim Wanita Selandia Baru Gunakan Kerudung

Dihadiri banyak warga Selandia Baru non-muslim, beberapa perempuan tampak menggunakan kerudung sebagai bentuk menghargai dan solidaritas. Mereka ramai menggunakan kerudung dan memostingnya di media sosial dengan tagar #HeadscarftForHarmony.

Mereka menyimak dan mendengarkan kumandang azan. Setelah kumandang azan selesai, dilakukan aksi mengheningkan cipta selama dua menit. Mereka berkumpul hingga pelaksanaan salat Jumat berakhir. 


Sosok Imam yang Memimpin Salat Jumat

Salat Jumat di Selandia Baru
Umat muslim menunaikan salat Jumat di Hagley Park, Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (22/3). Salat Jumat digelar di Taman Hagley yang terletak di seberang Masjid Al Noor yang menjadi salah satu lokasi insiden teror pada 15 Maret lalu (AP/Mark Baker)

Pemimpin salat atau imam, Gamal Fouda juga menyampaikan khotbahnya dalam rangkaian Salat Jumat. Ia menegaskan bahwa Selandia Baru bersedih namun tidak hancur.

Ia menyampikan khotbahnya di depan ribuan warga muslim dan non-muslim yang turut hadir. Bahkan banyak perempuan yang hadir menggunakan kerudung.

“Saudara dalam Isla, saudara dalam kemanusiaan, saudara di Selandia Baru. Jumat lalu saya berdiri di masjid ini dan melihat kebencian serta amarah di mata teroris yang membunuh 50 orang, melukai 42 orang dan menghancurkan jutaan hati orang di seluruh dunia. Hari ini di tempat yang sama, saya melihat cinta dan kasih di mata ribuan sesama warga Selandia Baru dan sesama manusia di seluruh dunia,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya