Liputan6.com, Jakarta Setiap individu pasti pernah mendengar stereotip berbeda tentang insomnia dan tidur nyenyak. Ada yang menganggap bahwa minum kopi sebelum tidur akan membuat tubuh sulit tidur, namun ada yang percaya bahwa kopi tidak memengaruhi kualitas tidur.
Baca Juga
Advertisement
Di antara stereotip yang bertebaran, ternyata ada beberapa yang ternyata salah dan hanya mitos. Diketahui, tidur nyenyak adalah impian setiap individu agar tubuh tetap sehat. Tidur nyenyak sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk membiarkan tubuh beristirahat. Sehingga ketika bangun tubuh akan terasa lebih segar.
Begitu juga dengan insomnia yang sangat dihindari karena dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Agar mendapat kualitas tidur yang baik, mereka terkadang melakukan beberapa kebiasaan yang belum tentu benar. Melansir dari Bright Side, ketahui kebiasaan yang sering dilakukan, dan hanya mitos belaka.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Banyak Tidur Saat Depresi Dianggap Baik
Banyak tidur saat mengalami depresi dianggap bermanfaat bagi tubuh. Seseorang biasanya memilih untuk tidur yang cukup lama ketika sedang mengalami depresi maupun stres. Hal itu bertujuan untuk mengistirahatkan otak dan tubuh, serta melupakan masalah yang terjadi.
Ternyata cara ini dianggap salah dan tidak memiliki manfaat. Tidur terlalu lama justru akan berbahaya bagi kesehatan seperti sakit punggung, sakit kepala, diabetes, penyakit jantung, bahkan gangguan mental. Sehingga kualitas tidur harus terjaga dengan baik ketika sedang depresi maupun stres.
Â
Advertisement
2. Gerakan Tidur Berlebihan Merupakan Hal Biasa
Gerakan berlebihan ketika sedang tidur pada malam hari menjadi pertanda bahwa tubuh kurang tidur. Sementara, gerakan kecil yang tidak disengaja merupakan pertanda tidur yang sehat.Â
Beberapa contoh gerakan berlebihan saat sedang tidur yaitu tidur sambil berjalan, membunyikan gigi, atau tiba-tiba terbangun di malam hari. Hal itu dianggap tidak normal dan tidak sehat bagi tubuh. Solusi terbaik adalah memperbaiki pola tidur yang sehat.
3. Tubuh Terbiasa Kurang Tidur
Jadwal tidur yang berantakan dapat membuat kondisi tubuh tidak sehat, bahkan memengaruhi aktivitas di siang hari. Produktivitas akan menurun karena selalu merasa kantuk. Hindari memotong jam tidur pada malam hari agar tubuh terasa segar di siang hari.
Sebab tubuh yang kurang tidur akan menyebabkan rasa kantuk dan kemalasan di siang hari. Tubuh dan otak tidak berfungsi secara efektif karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan waktu tidur yang lebih sedikit. Hal itu akan berkelanjutan jika setiap malam waktu tidur sedikit.
Waktu tidur yang baik menurut para ahli yaitu sekitar 7 hingga 9 jam setiap malam. Sementara, jam 8 hingga 12 malam adalah waktu yang disarankan.
Â
Advertisement
4. Insomnia Hanya Disebabkan oleh Kondisi Mental
Insomnia memang disebabkan oleh keadaan mental seseorang. Tetapi, hal itu bukan menjadi faktor penyebab satu-satunya. Selain masalah mental, kondisi fisik dan gaya hidup juga dapat menjadi penyebab seseorang mengalami insomnia.
Wanita yang memiliki insomnia memiliki risiko penyakit lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Penyakit itu seperti strok, penyakit jantung, dan obesitas.
Selain itu, masalah tiroid, perubahan hormon, sindrom kaki gelisah, maupun gangguan neurologis juga dapat menjadi faktor penyebab insomnia. Peneliti juga mengungkapkan bahwa siklus menstruasi dan menopause pada wanita juga dapat menjadi penyebab sulit tidur.
Â
5. Terbangun Selama 30 Menit, Berarti Kehilangan Waktu Tidur 30 Menit
Terkadang seseorang terbangun di tengah tidur dan sulit untuk kembali tidur. Mereka ada yang memaksakan diri untuk kembali tidur atau memilih tetap terjaga. Bagi yang memaksakan tidur, biasanya mereka selalu gagal hingga menjelang pagi hari.
Jika mengalami keadaan seperti itu, lebih baik bangun dari tidur dan melakukan sesuatu sekitar 15-20 menit yang dapat membuat tenang. Anda tidak akan kehilangan waktu tidur walaupun melakukan cara itu.
Taktik ini dipercaya dapat membuat tubuh kembali tertidur dengan nyenyak. Selain itu, hindari perangkat elektronik dan minum air berwarna saat terbangun di tengah tidur.
Â
Penulis:
Syifa Aulia
UPN Veteran Jakarta
Â
Advertisement