5 Gangguan Tidur yang Perlu Diwaspadai

Tidur malam yang cukup dapat membantu anda mengistirahatkan fisik dan pikiran. Tidur yang buruk dapat berdampak serius pada kesehatan Anda.

oleh Ine Vania Putri diperbarui 15 Okt 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2022, 11:00 WIB
Pengertian-Penyebab-Gejala-Pengobatan-Penyakit-Gangguan-Tidur
Pengertian-Penyebab-Gejala-Pengobatan-Penyakit-Gangguan-Tidur

Liputan6.com, Jakarta - Tidur cukup pada malam hari dapat membantu anda mengistirahatkan fisik dan pikiran, sehingga dapat membantu memulihkan tenaga agar lebih siap untuk menghadapi hari esok.

Sementara, tidur yang buruk dapat menyebabkan lebih dari sekadar kejengkelan di esok hari. Tidur yang buruk dapat berdampak serius pada kesehatan Anda.  

Jika tidak diatasi, gangguan tidur lama kelamaan bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit serius, seperti penyakit jantung, kanker, dan stroke.

"Saya ingin menegaskan betapa umum gangguan tidur," kata Nancy Foldvary-Schaefer, DO, MS, Direktur Pusat Gangguan Tidur di Klinik Cleveland, dilansir Eat This, Not That Jumat (14/10/2022).

Dia juga mengatakan, sleep apnea mempengaruhi 25 persen orang dengan lebih banyak pria daripada wanita sebelum menopause, tetapi setelah menopause, wanita sama-sama berisiko dan mereka memiliki kelambatan untuk diagnosis karena mereka tidak menunjukan semua gejala umum.

“Kita mungkin kehilangan banyak narkolepsi dan hipersomnia karena tidak ada cukup kesadaran di masyarakat umum tentang kondisi ini," Kata Nancy.

Berikut adalah lima gangguan tidur yang perlu diwaspadai untuk memastikan kesehatan Anda dan kesehatan orang di sekitar Anda.

1. Sleep Apnea

Mengenal Sleep Apnea
Mengenal Sleep Apnea

Dari macam-macam gangguan tidur, sleep apnea termasuk kondisi kesehatan serius karena mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen dan bisa membuat seseorang terjaga di malam hari.

Sleep apnea terkait dengan sejumlah kondisi kesehatan yang berbahaya. "Sleep apnea terjadi ketika otot-otot saluran napas bagian atas rileks saat tidur dan mencubit saluran napas, yang mencegah Anda mendapatkan cukup udara," kata Jonathan Jun, M.D., Spesialis Pengobatan Paru dan Tidur di Johns Hopkins Sleep Disorders Center.

Pada sleep apnea pernapasan Anda mungkin berhenti selama 10 detik atau lebih pada suatu waktu, sampai refleks Anda muncul dan Anda mulai bernapas lagi.

“Laboratorium kami dan lainnya telah menunjukkan bahwa sleep apnea dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih tinggi, terlepas dari obesitas, dan bahwa sleep apnea dapat meningkatkan kadar gula darah," kata Jonathan.

Terdapat beberapa terapi obstructive sleep apnea (OSA) yang bisa Anda pilih. Salah satunya adalah dengan menggunakan masker oksigen bertekanan khusus.

2. Mendengkur Jangka Panjang

8 Hal yang Bikin Pasangan Anda Ngorok
8 Hal yang Bikin Pasangan Anda Ngorok

Setiap orang sesekali mendengkur dan mengganggu siapa pun yang mendengarkannya. Tapi tahukah Anda mendengkur jangka panjang berkaitan dengan penyakit jantung?

“Mendengkur disebabkan oleh lidah yang tidak memiliki cukup ruang di bagian belakang tenggorokan, terutama pada orang-orang yang mengalami obesitas, gagal jantung atau tidur terlentang,” kata Melvyn Rubenfire, M.D, Ahli Jantung di Sistem Kesehatan Universitas Michigan.

Rubenfire mengatakan, "Ada bahan kimia di otak yang tugasnya memicu pernapasan, dan ini bisa gagal pada beberapa orang yang mendengkur. Akibatnya, kadar oksigen turun secara dramatis, menyebabkan kortison, adrenalin, dan hormon lainnya melonjak.” 

Rubenfire juga menjelaskan, hormon-hormon ini berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan penyimpangan jantung dan dapat menyebabkan atau memperburuk gagal jantung, memicu serangan jantung, bahkan kematian mendadak.

Bahkan tanpa mendengkur, orang dengan sleep apnea obstruktif telah mengurangi oksigen dalam sistem mereka yang dapat merusak jantung.

3. Restless Legs Syndrome (RLS)

Restless Legs Syndrome (RLS)
Ilustrasi Restless Legs Syndrome (RLS) Credit: pexels.com/Burst

Restless Legs Syndrome (RLS) juga dapat disebut penyakit Willis-Ekbom, adalah gangguan tidur neurologis yang terkait dengan kondisi kesehatan yang serius.

"Siapa pun yang pernah mengalami RLS tahu bahwa itu adalah kondisi yang aneh," kata Ahli Jantung Intervensi Leslie Cho, MD.

RLS adalah kondisi ketika memiliki dorongan kuat untuk menggerakkan kaki. Gejala ini paling sering muncul pada malam hari.

"Begitu Anda berbaring, dorongan untuk menggerakkan kaki Anda dimulai. Tidak peduli seberapa keras Anda mencoba, Anda tidak dapat berhenti meronta-ronta atau merasa nyaman," katanya. 

Meskipun hubungan antara sindrom aneh ini dan penyakit jantung terdengar tidak mungkin, namun nyatanya hubungan tersebut memang ada. Selain itu, baru-baru ini ditemukan bahwa wanita dengan RLS berada pada peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Ada obat untuk RLS, tetapi untuk memastikanya Anda harus diperiksa untuk penyebab yang mendasarinya seperti penyakit parkinson dan gagal ginjal.

Kekurangan zat besi adalah penyebab umum RLS yang dapat berhasil diobati dengan suplemen zat besi. Perlu diketahui, baik pria maupun wanita dengan RLS cenderung memiliki diabetes tipe 2, obesitas, tekanan darah tinggi dan sleep apnea,  yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.

4. Narkolepsi

Tanda-tanda Anda Menderita Gangguan Tidur Narkolepsi
Tanda-tanda Anda Menderita Gangguan Tidur Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur neurologis yang memengaruhi cara otak mengontrol tidur dan terjaga, yang ditandai dengan rasa mengantuk berlebihan pada siang hari.

Narkolepsi menimbulkan serangan tidur sehingga Anda bisa tiba-tiba tertidur kapan saja dan di mana saja. Orang yang mengalami narkolepsi mengalami kesulitan untuk tetap terjaga pada kondisi apapun. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan dalam menjalani aktivitas sehari- hari.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara narkolepsi dan kesehatan jantung, tetapi sejumlah faktor mungkin berperan," kata American Heart Association.

Bagi kebanyakan orang, tekanan darah turun secara alami saat tidur, sebuah fenomena yang disebut nocturnal dipping. Nocturnal dipping diatur oleh protein yang disebut hypocretin, di mana orang dengan narkolepsi kekurangan protein ini.

Penelitian menunjukkan pengurangan nocturnal dipping ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, orang dengan narkolepsi sering juga mengalami kondisi seperti diabetes, depresi, dan obesitas, yang secara independen terkait dengan penyakit jantung.

Untuk mengatasi narkolepasi, diperlukan perbaikan pola tidur. Pola tidur yang disarankan yaitu, memiliki jadwal tidur yang teratur, mengelola stres dengan baik, memenuhi waktu tidur yang cukup.

 

5. Insomnia

Gambar Ilustrasi Wanita yang Mengalami Insomnia / Kesulitan Tidur di Malam Hari
Sumber: Freepik

Dari berbagai jenis gangguan tidur, insomnia mungkin adalah jenis yang paling akrab bagi banyak orang. Kondisi ini terjadi ketika seseorang sulit memulai atau mempertahankan tidur. Lansia dan wanita lebih berisiko mengalaminya.

"Gagasan bahwa setiap orang membutuhkan delapan jam tidur adalah dongeng lama, tetapi Anda perlu menjaga kuota tidur pribadi Anda, apakah itu enam atau sembilan jam," kata Dr. Foldvary-Schaefer.

Penyebab insomnia cukup beragam, di antaranya stres, gangguan pencernaan, serta hormon. Insomnia dapat memengaruhi kualitas hidup, bahkan berpotensi menyebabkan beberapa kondisi seperti depresi, sulit konsentrasi, cepat marahm penambahan berat badan dan masalah pada pekerjaan.

beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi insomnia, seperti tidur pada jam yang sama setiap harinya, mematikan lampu kamar, serta menghindari minum kopi saat menjelang tidur.

 

 

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya