Liputan6.com, Jakarta - Alen Tsyvinski dari Universitas Yale menilai aset kripto telah mencapai tahap pengembangan setelah aplikasi blockchain mendapat daya tarik dari penggiat pasar.
Regulator di seluruh dunia tengah menindaklanjuti salah satu sektor yaitu aset kripto. Pemerintah China melarang peredaran cryptocurrency sementara Amerika Serkikat (AS) masih mempertimbangkan keputusan apa yang akan diambil guna mengekang aset kripto itu.
Baca Juga
Sementara itu, Bank of England sedang mengembangkan persyaratan modal untuk lembaga keuangan yang menampungnya. Namun, dengan pertimbangan kerugian berkelanjutan sehingga sangat penting regulasi untuk prospek jangka panjangnya.
Advertisement
Keberadaan Blockchain sebagai Keamanan dan Revolusioner
Perkembangan pasar kripto dimulai dengan apa yang paling tepat digambarkan sebagai tahap “product innovation”. Teknologi Blockchain memungkinkan orang untuk memperoleh uang dan cara menciptakannya dengan cara baru. Ini menghasilkan aplikasi yang sangat terlihat, seperti mata uang virtual dan karya seni yang diberi token.
Blockchain juga memungkinkan inovasi yang kurang glamor di berbagai bidang. Mulai dari melacak pengiriman kontainer hingga meningkatkan integritas catatan perawatan kesehatan.
Akankah dampak blockchain menjadi revolusioner? Bagi Tsyvinski itu tergantung perspektif para investor dalam memaknai arti "revolusi". Misalnya Robert Gordon dari Northwestern University mempertanyakan apakah dampak inovasi teknologi yang lebih baru akan sejauh jangkauan terobosan sebelumnya.
Seperti apakah ponsel pintar terbukti sama pentingnya dengan listrik? Akankah e-commerce menjadi transformatif seperti tenaga uap? Dapatkah pengaruh internet dibandingkan dengan radio dan telegraf?
Bagi Tsyvinski revolusioner atau tidak, blockchain tidak diragukan lagi akan memiliki dampak signifikan pada berbagai industri tradisional karena memacu penciptaan perusahaan, produk, dan aplikasi baru. Faktanya, itu sudah terjadi. Arus utama aplikasi blockchain ini menandai akhir dari tahap pertama pengembangan teknologi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Potensi Kripto Jadi Aset
Tsyvinski menilai saat ini aset kripto mulai memasuki fase evolusi berikutnya menjadi aset yang dapat diinvestasikan. Cryptocurrency sudah menjadi aset investasi dengan kapitalisasi pasar sekitar USD 2 triliun.
Sayangnya, prestasi ini tercemar dengan oknum yang melakukan penipuan dengan mengatasnamakan aset kripto.
Faktor yang membuat perdagangan kripto buruk termasuk pula skandal perdagangan orang dalam, skema pump-and-dump, dan aktivitas ilegal atau curang lainnya. Ini adalah kasus bahkan untuk cryptocurrency “paling aman”, stablecoin, yang seharusnya didukung oleh mata uang keras.
Tsyvinski menceritakan koleganya di Yale, Gary B Gorton, dan anggota Dewan Gubernur Sistem Federal Reserve AS Jeffery Zhang membandingkan stablecoin dengan uang kertas pribadi yang diedarkan selama “era perbankan bebas” AS pada 1837-1862. Masa ini merupakan fase ketika bank bebas menerbitkan mata uangnya sendiri.
Dengan peraturan yang keropos, uang pribadi rentan terhadap fluktuasi harga yang liar dan kepanikan. Jika stablecoin hampir tidak diatur, pasar kripto lainnya adalah Wild West.
Ini mungkin hambatan paling serius bagi perkembangan industri cryptocurrency. Aturan main yang jelas sangat penting jika industri ingin menarik uang institusional yang signifikan.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement