Liputan6.com, Jakarta - BeKind, perusahaan aggregator sosial berbasis platform dan teknologi blockchain pertama di Indonesia, resmi me-listing token kriptonya di bursa kripto global asal Eropa, P2PB2B.
Token kripto BeKind, dengan kode BKND dapat diperdagangkan sejak 12 Juli 2022 pukul 22.00 WIB, dengan harapan dapat memberikan dampak lebih besar kepada masyarakat melalui kegiatan amal yang inovatif dan transparan. Token BKND merupakan token BSC Indonesia pertama yang memfasilitasi dan mendukung solusi penggalangan dana inovatif yang lebih transparan dan akuntabel, menggunakan platform bersih dan transparan.
Baca Juga
Donasi melalui token dan platform BeKind ini diharapkan dapat menciptakan kebaikan tanpa batas, menghasilkan penyaluran donasi yang transparan, waktu tunggu yang lebih cepat, dan laporan penggalangan yang jelas, seperti yang baru-baru ini disadari sebagai hal yang sangat dibutuhkan di dunia filantropi dan donasi di Indonesia.
Advertisement
Perkembangan aset kripto di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan belakangan ini. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, transaksi kripto mengalami lonjakan tajam menjadi Rp859,4 triliun pada akhir tahun 2021 dari Rp64,9 triliun pada tahun sebelumnya.
Karena itu, sebagai perusahaan teknologi blockchain yang berfokus pada inovasi sosial dalam pemanfaatan blockchain dan aset kripto untuk kegiatan amal, BeKind me-listing aset kripto mereka di bursa ini, yang secara konsisten masuk ke daftar 20 persen bursa kripto terbaik di dunia menurut CoinMarketCap.com dan CoinGecko.com.
CEO dan Founder BeKind, Fajar Jasmin mengatakan, pihaknya ingin memberikan sarana bagi adopter yang ingin memperdagangkan token kami melalui bursa kripto global. Perseroan percaya bursa kripto global ini memiliki kemampuan untuk menampung volume harian yang cukup besar, sehingga likuiditas pun terjaga.
"Kami berharap langkah pertama ini bisa membantu BeKind untuk mewujudkan ekosistem penggalangan dana yang inovatif, akuntabel, dan berkelanjutan, baik di Indonesia maupun global," ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alasan Diluncurkan di P2PB2B
Sebagai catatan, P2PB2B adalah salah satu bursa kripto terdepan di Eropa dengan moto "Make it Happen". Dengan menjadi bagian dari token yang diluncurkan di P2PB2B, diharapkan BeKind bisa terus berkembang mencapai tujuan dan objektifnya dalam menciptakan ekosistem penggalangan dana yang transparan dan inovatif lewat pemanfaatan teknologi blockchain dan kripto, baik di Indonesia maupun di belahan lain dunia.
Peluncuran Ini adalah upaya BeKind untuk terus mengembangkan dan berinovasi dalam teknologi blockchain dan kripto, demi masa depan pemegang koin maupun berbagai kegiatan filantropi di seluruh dunia.
Menjadi penting untuk token BeKind bisa diakses di berbagai bursa di seluruh dunia, agar bisa terus berkembang dan menjadi pilihan, tidak hanya di Indonesia saja.
Diawali dengan listing kripto di bursa Eropa ini, BeKind meluncurkan token BKND secara publik, dan, rencananya, dalam waktu tidak lama lagi, BeKind akan melakukan listing dan bekerja sama dengan lebih banyak bursa kripto global lain.
Selain itu, secara pengembangan bisnis, platform BeKind HUB sebagai bagian dari ekosistem BKND telah banyak bermitra, baik dengan mitra kreator individual seperti Pinot, KLa Project, dan Element Band; maupun dengan lembaga-lembaga besar seperti Yayasan Plan Internasional Indonesia, dan Perseroda MRT Jakarta.
Advertisement
Harga Kripto Lanjutkan Koreksi, Investor Tunggu Rilis Data Inflasi AS
Sebelumnya, pasar kripto dan Bitcoin (BTC) kembali jatuh untuk hari kelima berturut-turut, dan para investor mulai khawatir mungkin pasar belum mencapai titik terendah, seperti yang diharapkan beberapa analis baru-baru ini. Investor juga masih menunggu laporan rilisnya data indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS).
Hingga saat ini, masih ada banyak kekuatan negatif yang mendorong harga kripto turun lebih rendah yang menyebabkan ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan bagi para investor.
Bitcoin pada Rabu (13/7/2022) diperdagangkan di kisaran USD 19.400 atau setara Rp 290,6 juta. Angka tersebut turun 2,33 persen dalam satu hari terakhir dan 4,41 persen dalam sepekan.
Co-founder Toroso Investments, Michael Venuto mengatakan hingga saat ini industri kripto masih kekurangan regulasi untuk membantu meraih dana bagi para pelaku industri.
“Kami kekurangan regulasi, untuk kejelasan, untuk membantu mendapatkan uang institusional yang sedang kami hadapi karena Fed yang tidak lagi akomodatif,” kata Venuto, dikutip dari CoinDesk, Rabu, 13 Juli 2022.
“Kami melakukan deleveraging untuk semua hal dan kemudian kami memiliki banyak pihak ketiga yang terpercaya. yang datang untuk membantu dan seperti biasa, mereka seharusnya tidak dipercaya,” lanjut Venuto.
Di sisi lain, pasar tradisional, saham AS turun. Sedangkan, ekuitas berjangka Asia mengisyaratkan kenaikan moderat pada pembukaan Rabu.
Berita Industri Kripto
Sejak kemarin kripto dipenuhi oleh berita buruk salah satunya laporan soal pendiri Three Arrows Capital (3AC) yang kabur menjelang sidang yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat untuk membahas langkah selanjutnya dalam proses likuidasi.
Karena ketidakhadiran pendiri 3AC membuat likuidator kesulitan memahami apa saja dan dimana aset yang dimiliki perusahaan. Akibat hal tersebut, pengadilan AS memberikan izin likuidator untuk mengeluarkan panggilan pengadilan dan mengklaim aset perusahaan.
Di sisi lain, salah satu berita baik adalah Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) mengatakan pada Senin, 11 Juli 2022, pihaknya akan mengusulkan aturan global yang "kuat" untuk cryptocurrency pada Oktober mendatang, menyusul gejolak baru-baru ini di pasar yang telah menyoroti perlunya mengatur sektor "spekulatif".
FSB, badan regulator, pejabat perbendaharaan dan bank sentral dari Kelompok 20 ekonomi (G20), sejauh ini membatasi dirinya untuk memantau sektor kripto, dengan mengatakan itu tidak menimbulkan risiko sistemik.
Namun, gejolak baru-baru ini di pasar kripto telah menyoroti volatilitas, kerentanan struktural, dan peningkatan tautan ke sistem keuangan yang lebih luas.
Advertisement