Liputan6.com, Jakarta - Museum Seni Kharkiv di Ukraina meluncurkan koleksi NFT baru di pasar Binance NFT untuk membantu mengumpulkan dana untuk operasi dan pelestarian warisan budaya.
Koleksi NFT tersebut dinamai ‘Art Without Borders’, koleksi itu mencakup 15 karya seni dari koleksi museum, dengan hasil yang akan digunakan untuk membiayai museum dan menyelamatkan warisan budaya Ukraina, seperti yang dinyatakan oleh pengumuman resmi.
Baca Juga
“Museum ini adalah salah satu yang tertua di Ukraina, dengan hampir 25.000 karya seni rupa seniman dari Ukraina dan seluruh dunia. Karya seni oleh Albrecht Dürer, Georg Jacob Johann van Os, Ivan Aivazovsky, Simon de Vlieger dan lainnya ditampilkan dalam koleksi NFT,” isi pengumuman dikutip dari Cointelegraph, Senin (17/10/2022).
Advertisement
Kepala Binance NFT, Lisa He mengatakan dalam masa konflik, ketika donor mencari cara yang aman dan pasti untuk memberikan dana, NFT bisa menawarkan jaminan.
“NFT menawarkan ketenangan pikiran dan keamanan bagi para donor karena semua transaksi terdaftar di teknologi blockchain. Semua donasi untuk tujuan melalui NFT dilacak dan tidak dapat diubah atau dihapus,” ujar He.
Eksekutif Binance itu juga terus mengatakan transparansi blockchain memungkinkan pemberi sumbangan mengetahui kapan dan apakah dana mencapai tujuan yang diinginkan.
Museum Mulai Digitalkan Karya Seni
Saat ini banyak museum telah menggunakan NFT sebagai sarana untuk mendigitalkan seni di masa lalu seperti Royal Museum of Fine Arts Antwerp, yang menandai sebuah karya dalam koleksinya yang bernilai jutaan euro.
Seni bahkan telah dijadikan dalam bentuk NFT di museum metaverse, seperti ketika membawa karya yang belum pernah dilihat sebelumnya dari koleksi pribadi ke Decentraland.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
NFT Jadi Sumbangan di Ukraina
Sementara itu, kota Kharkiv telah menjadi sasaran pertempuran sengit dalam konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Oleh karena itu, kegunaan koleksi ini dapat melestarikan budaya yang saat ini terancam punah, seperti kasus penjarahan yang terkenal di Museum Nasional Irak di Baghdad pada tahun 2003.
Lisa He mengatakan kombinasi teknologi NFT yang baru lahir dan warisan budaya Ukraina yang sudah lama ada di NFT akan mendukung pembangunan kembali budaya dan sejarah dalam kehidupan nyata.
NFT telah digunakan sebagai tindakan bantuan dan perlawanan di Ukraina selama masa-masa yang penuh gejolak ini. Hasil lelang NFT digunakan untuk membantu memulihkan fisik monumen yang rusak selama konflik.
Kementerian Transformasi Digital di Ukraina bahkan meluncurkan museum NFT digital sendiri untuk mendokumentasikan dan melestarikan garis waktu peristiwa besar dalam konflik tersebut.
Advertisement
Penjualan NFT Global Anjlok 60 Persen pada Kuartal III 2022
Sebelumnya, penjualan Non Fungible Token (NFT) turun tajam pada kuartal ketiga 2022, menurut pelacak blockchain DappRadar. Ini disebabkan investor kripto dalam posisi bertahan menghadapi apa yang disebut "crypto winter".
Meskipun begitu, permintaan untuk aset digital yang sangat spekulatif menunjukkan sedikit tanda untuk kembali. NFT adalah sejenis aset berbasis blockchain yang mewakili file digital seperti gambar, video, atau item dalam game online.
NFT meledak dalam popularitas pada 2021, karena spekulan kaya kripto bergegas untuk menguangkan kenaikan harga, tetapi volume penjualan telah merosot dalam beberapa bulan terakhir.
“Kuartal ketiga 2022 melihat USD 3,4 miliar (Rp 51,6 triliun) dalam penjualan NFT, turun dari USD 8,4 miliar (Rp 127,5 trilin) pada kuartal sebelumnya dan USD 12,5 miliar (RP 189,8 triliun) pada puncak pasar pada kuartal pertama tahun ini,” kata laporan DappRadar, dikutip dari Channel News Asia, Senin (10/10/2022).
Sementara pasar NFT yang baru lahir diuntungkan dari kenaikan harga cryptocurrency dan selera berisiko tinggi di kalangan investor pada 2021, kondisi ini telah berubah tajam pada 2022, karena kenaikan suku bunga bank sentral mendorong investor untuk membuang aset berisiko.
Aset kripto terbesar, Bitcoin harus rela diperdagangkan sekitar USD 19.000, turun dari puncak pada November 2021 di kisaran USD 69.000.
Penurunan di Pasar
Penjualan di pasar NFT terbesar, OpenSea, turun untuk bulan kelima berturut-turut di bulan September. Terkait ini, CEO OpenSea, Devin Finzer mengatakan yang unik dari lingkungan ini adalah persimpangan antara penurunan ekonomi makro dan musim dingin kripto.
"Musim dingin kripto sebelumnya sedikit lebih terisolasi hanya untuk harga kripto jadi karena alasan itu, saya pikir bijaksana untuk bersikap konservatif tentang berapa lama ini bisa bertahan,” jelas Finzer.
Namun dia mengatakan perusahaan berada di "tempat yang bagus secara finansial" dan dia bersemangat tentang potensi NFT dalam jangka panjang, menggambarkan penurunan sebagai "fase pembangunan".
Jumlah pembeli NFT mingguan turun lebih dari setengahnya dari puncaknya pada akhir Januari, menurut pelacak pasar NonFungible.com.
Advertisement