Harga Ethereum Sentuh USD 3.000, Tertinggi dalam 2 Tahun

Kapitalisasi pasar Ethereum sekarang menyumbang 17,9% dari total nilai ekonomi kripto senilai USD 2 triliun atau setara Rp 31.336 triliun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Feb 2024, 17:30 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 17:30 WIB
Harga Ethereum Sentuh USD 3.000, Tertinggi dalam 2 Tahun
Harga ethereum (ETH), aset pasar kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, melampaui tonggak sejarah USD 3.000 atau setara Rp 47 juta.(Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga ethereum (ETH), aset pasar kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, melampaui tonggak sejarah USD 3.000 atau setara Rp 47 juta (asumsi kurs Rp 15.668 per dolar AS) pada Selasa, 20 Februari 2024. Ini merupakan harga tertinggi ethereum dalam 2 tahun.

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (21/2/2024), selama seminggu terakhir, ether telah mengalami kenaikan sebesar 13,1% terhadap dolar AS, dan selama dua minggu sebelumnya, telah melonjak sebesar 28%. Harga ethereum saat ini membawa kapitalisasi pasar ethereum mencapai USD 358,96 miliar atau setara Rp 5.624 triliun.

Kapitalisasi pasar Ethereum sekarang menyumbang 17,9% dari total nilai ekonomi kripto senilai USD 2 triliun atau setara Rp 31.336 triliun. Pasangan perdagangan terkemuka untuk ETH adalah tether (USDT), memperoleh 45%, diikuti oleh USDC sebesar 16% dan FDUSD sebesar 15,58%. 

Pasangan perdagangan terbesar keempat, kelima, dan keenam untuk ether masing-masing adalah USD, BTC, dan KRW, dengan dolar AS menyumbang 13,65% dari volume perdagangan ETH dan won Korea menyumbang 2,02%.

Para pengamat mengaitkan lonjakan nilai ETH dengan dua perkembangan utama yaitu potensi persetujuan ETF Ethereum dan antisipasi peningkatan Dencun. 

Dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS yang telah menyetujui sejumlah ETF BTC spot, ada optimisme ETF berbasis ethereum mungkin akan menjadi yang berikutnya, meskipun SEC belum secara resmi mempertimbangkan status ETH sebagai sekuritas.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

ETF Bitcoin Disetujui SEC, Bagaimana Prospek ETF Ethereum?

Ilustrasi cryptocurrency Ethereum. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi cryptocurrency Ethereum. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya diberitakan, pada pekan lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui keberadaan produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat (AS).

Menjelang pengumuman keputusan pasar aset kripto berfluktuatif di mana sempat mendorong harga Bitcoin menyentuh harga tertinggi dalam dua tahun di USD 48.983 atau setara Rp 765,3 juta (asumsi kurs Rp 15.625 per dolar AS).

Mengomentari hal ini, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menuturkan, dengan disetujuinya ETF Bitcoin spot terlihat terjadinya ‘sell the news’ yang menyebabkan kenaikan Bitcoin tidak bertahan lama.

"Investor telah mengantisipasi kenaikan tersebut mengambil untung dimana peristiwa buy the rumor perihal ETF Bitcoin spot ini telah dimulai sejak Blackrock mengajukan aplikasi ETF Bitcoin Spot pada Juni 2023,” kata Panji dalam siaran pers, dikutip Kamis (18/1/2024).

Meskipun Bitcoin (BTC) mengalami penurunan, Ethereum (ETH) justru mengalami kenaikan dalam periode tujuh hari terakhir. Pasca persetujuan ETF Bitcoin spot, ekspektasi pasar tentang ETF Ethereum juga akan disetujui dalam beberapa bulan ke depan oleh SEC telah mendorong minat investor ke Ethereum.

Sejumlah perusahaan besar, seperti Vaneck, Blackrock, dan Fidelity, telah mengajukan permohonan untuk ETF Ethereum spot, dengan batas waktu keputusan pada Mei 2024 untuk ETF VanEck, diikuti oleh BlackRock pada Agustus 2024. Walau demikian, tidak menutup kemungkinan keputusan dapat keluar lebih awal. 

“Jika melihat situasi Ethereum saat ini masih dalam fase buy the rumor yang serupa dengan siklus ETF Bitcoin spot, dan penurunan harga berpotensi terjadi setelah persetujuan resmi diberikan nantinya,” jelas Panji.

Panji menuturkan, Ethereum secara historis, mengungguli performa Bitcoin pada Januari, dengan rata-rata kenaikan Ethereum sebesar 26,7%, sementara Bitcoin hanya mencapai keuntungan 4,8% sejak 2017-2023.

Peningkatan Jaringan Uji Coba

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Pekan ini, Ethereum juga akan mulai melakukan serangkaian peningkatan di jaringan uji coba (testnet) sebelum menerapkan di jaringan utama (mainnet) yang menjadi bagian dari peningkatan DenCun (Cancun-Deneb) untuk meningkatkan skalabilitas Ethereum.

Selain itu, founder Ethereum Vitalik Buterin berencana untuk meningkatkan batas gas di blockchain Ethereum naik sebesar 33%. Hal ini akan memungkinkan lebih banyak transaksi dalam setiap blok, serta meningkatkan throughput dan kapasitas keseluruhan jaringan. 

“Dengan berbagai sentimen positif mengalir ke Ethereum, besar kemungkinan Ethereum akan mengalami pergerakan positif dalam beberapa minggu ke depan,” pungkas Panji.

SEC Masih Belum Setujui ETF Ethereum, Apa Alasannya?

Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

Sebelumnya diberitakan, dalam laporan terbaru oleh TD Cowen, bank investasi multinasional terkemuka Amerika Serikat, diperkirakan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) kemungkinan tidak akan menyetujui ETF Ethereum dalam waktu dekat.

Dilansir dari Coinmarketcap, Selasa (16/1/2024), grup Riset bank Washington itu menyarankan SEC akan memprioritaskan perolehan pengalaman dengan ETF Bitcoin sebelum mempertimbangkan persetujuan Ethereum atau ETF token kripto lainnya.

Penilaian ini sejalan dengan pandangan hati-hati JP Morgan, yang juga percaya persetujuan Ethereum ETF bergantung pada klasifikasinya sebagai komoditas dan bukan sekuritas. Perubahan ini mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Grup Riset TD Cowen Washington mengantisipasi penundaan yang signifikan sebelum SEC menyetujui ETF Ethereum. Laporan bank menyoroti perlunya SEC untuk membiasakan diri dengan ETP Bitcoin sebelum merambah ke Ethereum atau token kripto lainnya.

Menurut analisis mereka, diperlukan waktu hingga 26 bulan sebelum SEC siap menyetujui ETF Ethereum. Selain itu, mereka menyarankan bahwa persetujuan semacam itu kemungkinan besar akan ditunda hingga pemilu Amerika Serikat mendatang.

Laporan TD Cowen menekankan pentingnya pengalaman SEC dengan ETF Bitcoin sebagai prasyarat untuk mempertimbangkan Ethereum dan ETF token kripto lainnya. Pendekatan hati-hati ini berasal dari persetujuan ETF Bitcoin spot baru-baru ini, yang menandai tonggak penting bagi industri mata uang kripto.

ETF yang disetujui ini termasuk iShares Bitcoin Trust dari Blackrock, Grayscale Bitcoin Trust, Fidelity Wise Origin Bitcoin Trust, dan Bitwise Bitcoin ETF. SEC memutuskan untuk menyetujui ETF yang berfokus pada Bitcoin ini setelah penundaan bertahun-tahun dan banyak penolakan.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya