Ramalan Bos Indodax soal Harga Bitcoin ke Depan, Simak Analisanya

CEO crypto exchange Indodax, Oscar Darmawan membagikan pandangannya terhadap potensi harga Bitcoin ke depan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 27 Sep 2024, 14:01 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 06:00 WIB
Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta CEO crypto exchange Indodax, Oscar Darmawan membagikan pandangannya terhadap potensi harga Bitcoin ke depan.

Oscar percaya harga Bitcoin akan berusaha untuk menembus harga USD 100 ribu atau setara Rp 1,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.180 per dolar AS) suatu hari nanti. 

“Saya masih percaya diri, harga Bitcoin akan tembus USD 100 ribu, tapi kita akan lihat itu kapan,” kata Oscar dalam Talkshow Indodax, ditulis Selasa (24/9/2024). 

Momentum Baik

Oscar menjelaskan saat ini adalah momentum yang baik untuk Bitcoin karena efek dari Halving Bitcoin yang baru mulai terasa dan adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve atau The Fed. 

Oscar menuturkan, salah satu dampak Halving Bitcoin yang mulai terasa saat ini adalah adanya gangguan supply dari Bitcoin yang mulai berkurang dan likuiditas dolar AS yang membanjiri market. 

“Ini membuat permintaan Bitcoin semakin tinggi. Dengan adanya kedua hal ini, kita bisa melihat ada lonjakan harga,” jelas Oscar. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin, 23 September 2024, kripto dengan kapitalisasi pasar kripto terbesar, Bitcoin (BTC) menguat. Bitcoin naik 0,35 persen dalam 24 jam dan 7,54 persen sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 63.600 per koin atau setara Rp 964,2 juta. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

Potensi Cuan Bitcoin Lebih Besar Dibandingkan Saham Nvidia

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Aset kripto terbesar di dunia, Bitcoin memiliki potensi kenaikan lebih besar dibandingkan saham perusahaan teknologi, salah satunya Nvidia. Meskipun begitu, Bitcoin masih lebih berisiko dibandingkan saham teknologi.

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (23/9/2024), Nvidia mengalami peningkatan kapitalisasi pasar yang sangat besar, hampir USD 3 triliun atau setara Rp 45.482 triliun (asumsi kurs Rp 15.160 per dolar AS), dan siap untuk meraih keuntungan yang mengesankan selama bertahun-tahun, berkat peluang pertumbuhan dalam kecerdasan buatan (AI).

Nvidia telah mengungguli Bitcoin tahun ini, dan itu sama sekali tidak mendekati. Pada 2024, Nvidia naik sekitar 130 persen, sementara Bitcoin hanya naik 40 persen. Selain itu, Nvidia telah mengungguli Bitcoin selama 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan terakhir. 

Selama dua tahun terakhir, Nvidia naik 764 persen, dibandingkan dengan Bitcoin yang hanya 209 persen. Saham tidak dinilai berdasarkan kinerjanya di masa lalu, melainkan kinerjanya di masa mendatang. 

Maka dari itu, di sinilah potensi kenaikan Bitcoin begitu mengesankan. Sederhananya, semakin jauh investor memperluas perkiraan harga ke masa mendatang, Bitcoin akan semakin bagus.

Misalnya, perusahaan investasi Bernstein memperkirakan harga Bitcoin dapat naik tiga kali lipat hingga mencapai USD 200.000 pada akhir tahun 2025. 

Semakin banyak pemimpin teknologi Silicon Valley yang memperkirakan harga Bitcoin dapat mencapai USD 1 juta dalam beberapa tahun ke depan, dan Cathie Wood dari Ark Invest memperkirakan harga Bitcoin dapat mencapai USD 3,8 juta pada 2030. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya