Stunting Picu Gangguan Kognitif dan Tumbuh Kembang, Cegah dengan Asupan Nutrisi Seimbang

Stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia. Pasalnya, stunting bisa menyebabkan gangguan kognitif, tumbuh kembang yang tidak optimal, hingga penurunan IQ.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Okt 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2022, 10:00 WIB
FOTO: Tingkat Prevalensi Stunting di Indonesia Masih Tinggi
Orangtua mendampingi anaknya bermain di RPTRA Meruya Utara, Jakarta, Selasa (25/1/2022). Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia, prevalensi stunting atau gizi buruk di Indonesia saat ini mencapai 24,4 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia. Pasalnya, stunting bisa menyebabkan gangguan kognitif, tumbuh kembang yang tidak optimal, hingga penurunan IQ.

Stunting merupakan masalah yang kompleks di Indonesia,” ujar Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK mengutip keterangan pers Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Jumat (10/7/2022).

Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Dampak jangka pendek yang terjadi akibat stunting adalah perkembangan otak dan tumbuh kembang yang tidak optimal.

“Sedangkan untuk dampak jangka panjang adalah gangguan kognitif dan memiliki nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan dewasa yang tidak pernah mengalami malnutrisi,” tambahnya.

Ray menambahkan, kasus stunting harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius karena bisa berdampak ke penurunan kecerdasan anak.

“Perlu diperhatikan bahwa kekurangan gizi tidak hanya berdampak pada penurunan berat badan tetapi berkurangnya asupan energi ke otak.” 

“Pertumbuhan otak 80 persen terjadi ketika dua tahun pertama pertumbuhan anak. Sehingga selama periode ini penting bagi anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar otak bisa berkembang maksimal,” katanya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua untuk mencegah stunting pada anak.  Dimulai dari mengetahui faktor risiko dan potensi sumber penyebab stunting. Seperti status gizi ibu dan status kesehatan selama masa kehamilan.

“Terdapat beberapa aspek penting yang harus diperhatikan untuk pencegahan stunting yaitu asupan nutrisi seimbang sejak masa kehamilan.”

Upaya Lainnya

Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK soal Stunting. Foto: AMSI
Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK soal Stunting. Foto: AMSI

Upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan yakni:

- Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas pada anak

- Memerhatikan sumber protein terutama protein hewani yang mengandung asam amino

- Menjaga kebersihan secara menyeluruh

- Pemenuhan hidrasi yang cukup serta pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur.

“Pentingnya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan pemahaman dari masyarakat Indonesia tentang cara pemenuhan nutrisi yang tepat,” kata Rey.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md menyampaikan bahwa penurunan stunting adalah salah satu program yang paling penting di antara beberapa program prioritas nasional yang dicanangkan presiden.

Pasalnya, penurunan stunting berkaitan dengan pembangunan manusia Indonesia yang lebih bisa berdaya saing di masa depan.

“Visi Indonesia emas tahun 2045 akan dapat tercapai apabila sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul dan siap mengisi berbagai momen kompetisi global dengan negara lain di dunia. Jadi kita punya visi 2045 yang diatur dua peraturan presiden tahun 2010 dan 2016,” kata mantan Plt. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) dalam Rapat Penelaahan (Reviu) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun Anggaran 2022, Kamis (11/8/2022).

Target 2045

Plt. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Mahfud MD  dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo
Plt. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Mahfud MD dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Rapat Penelaahan (Reviu) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun Anggaran 2022, Kamis (11/8/2022). (Foto: Liputan6/Ade Nasihudin).

Di tahun 2045, presiden menargetkan Indonesia sudah menjadi negara maju dengan proyeksi Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia. Serta menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

“Jadi proyeksi yang besar-besar itu kan Republik Rakyat Cina (RRC), India, Amerika, lalu Indonesia atau Jepang,” tambah Mahfud.

Untuk menuju Indonesia emas tersebut maka diperlukan penurunan stunting. Pasalnya, jika Indonesia memiliki berbagai sumber data tapi sumber daya manusianya lemah maka sumber daya yang ada pun tidak akan jalan.

“Atas dasar hal tersebut saya menganggap langkah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk program Bangga Kencana dan akselerasi penurunan stunting ini adalah langkah yang sangat strategis.”

Untuk memastikan program ini berdampak dan penggunaan anggarannya akuntabel maka setidaknya terdapat 5 hal konkret yang perlu dikawal oleh BKKBN termasuk pemerintah daerah.

Kelima hal tersebut yakni:

- Memastikan bahwa indikator keberhasilan program penurunan stunting harus tepat dan menggambarkan hasil

- Memastikan bahwa target masyarakat yang menjadi penerima manfaat sudah ditetapkan secara tepat

- Memastikan tercipta kerja kolaboratif dalam pelaksanaan program

- Memastikan bahwa rincian kegiatan dari program ini betul-betul tepat

- Memastikan bahwa baik pimpinan dan seluruh jaringan memantau secara aktif keberhasilan dari program ini.

3 Kebijakan Dasar Pembangunan Bangsa

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta (11/8/2022). (Foto: Liputan6/Ade Nasihudin).

Mahfud juga menyampaikan, dalam rangka pembangunan bangsa dan negara di Indonesia, presiden memiliki 3 kebijakan dasar yang meliputi:

- Mengurangi birokratisasi, hal ini dilakukan dengan pemotongan eselon-eselon yang terlalu banyak dan diberikan tugas yang lebih pasti

- Pembinaan SDM agar kuat dan berkualitas, upaya yang dilakukan untuk kebijakan ini salah satunya penurunan stunting. Sedangkan di lingkungan birokrasi, ada pelatihan dan pemberian keterampilan serta penetapan target kerja

- Digitalisasi pemerintahan,

“Jadi birokrasinya disederhanakan, manusianya dicetak agar lebih berkualitas, dan digitalisasi agar segala hal bisa dilakukan secara cepat, instan, dan memiliki konektivitas yang cepat,” pungkasnya.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya