Taman Pita Kuning untuk Mengenang 302 Korban Sewol

15 Hari sudah kapal feri Sewol tenggelam di perairan Laut Kuning. 210 Jenazah dari total 476 penumpang ditemukan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 30 Apr 2014, 11:45 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2014, 11:45 WIB
Taman Pita Kuning
Taman Pita Kuning pita kuning yang didedikasikan untuk penumpang yang hilang dan mati dari kapal Sewol. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Liputan6.com, Seoul - 15 Hari sudah kapal feri Sewol tenggelam di perairan Laut Kuning. Dari pencarian selama itu, ditemukan sekitar 210 jenazah dari total 476 penumpang. Korban selamat 174 orang, dan 92 orang lain belum diketahui nasibnya.

Sebagai penghormatan terakhir untuk mengenang korban, warga Seoul pun berinisiatif untuk membuat Garden of Yellow Ribbon atau Taman Pita Kuning. Sebuah lokasi yang akan dipenuhi simpul pita berwarna kuning, sebagai ekspresi duka terhadap korban Sewol.

"Akan dibuka sebuah taman yang menampilkan pita kuning, di sebuah plaza di pusat kota minggu ini. Sebagai penghormatan kepada ratusan korban bencana feri baru-baru ini," demikian dikatakan pihak Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan, Rabu (30/4/2014), seperti dimuat Korea Times.

Demi menyukseskan acara tersebut, pemerintah kota memperbolehkan Korean Society of Landscape Architects (KSLA) untuk menggunakan bagian timur Seoul Plaza untuk menciptakan Garden of Yellow Ribbon.

"Rencananya acara itu akan dibuka pada hari Kamis," ungkap para pejabat terkait.

Pita kuning mewakili harapan putus asa, berharap mereka yang hilang dalam tragedi tenggelamnya Sewol bisa kembali dengan selamat.

Warga di seluruh negeri yang telah menulis pesan harapan dan penyesalan pada pita, boleh mengikatkannya ke pagar dan dinding di Taman Pita Kuning itu.

Berita tentang adanya Garden of Yellow Ribbon tersebut pun dengan cepat menyebar di media sosial.

Taman seluas 450 meter persegi itu nantinya akan memiliki 302 batang logam, yang melambangkan 302 penumpang yang telah dikonfirmasi tewas atau hilang. Mereka yang hendak menulis pesan akan diberikan pita kuning.

"Taman akan berbentuk tetesan air mata atau koma, melambangkan kesedihan dari keluarga korban dan orang-orang, serta keinginan kami agar korban beristirahat dalam damai," kata seorang pejabat KSLA.

Di altar massal yang didirikan di pusat kota Seoul pada hari Minggu 27 April, di salah satu dari selusin kuil yang ada, sekitar 67 ribu orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada para korban meninggal. Mereka melakukan prosesi itu pada Selasa 29 April.

Kapal Sewol seberat 6.825 ton tenggelam pada 16 April di perairan pulau barat daya Korea Selatan Jindo, dalam perjalanan ke pulau wisata selatan Jeju dari kota pelabuhan barat Incheon. Seluruh negeri telah dicengkeram dengan shock dan kesedihan karena kehilangan begitu banyak nyawa. Sebagian besar korban adalah murid Danwon high School di Ansan, yang hendak berdarmawisata. (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya