Sengketa Tanjung Datuk, Indonesia-Malaysia Verifikasi Bersama

Ketegangan antar Indonesia dan Malaysia kembali terjadi. Kali ini melibatkan pembangunan tiang pancang mercusuar di Tanjung Datuk.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 05 Jun 2014, 13:12 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2014, 13:12 WIB
Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Panglima TNI Jenderal Moeldoko tgerima Panser Anoa untuk pasukan perdamaian (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan antar Indonesia dan Malaysia kembali terjadi. Kali ini melibatkan pembangunan tiang pancang mercusuar di Tanjung Datuk. Malaysia mengklaim membangun di atas teritorinya, tapi Indonesia berlandaskan perjanjian pada 1969, menilai pembangunan melanggar perjanjian tersebut.

Tak mau terjadi perang antar tetangga, bakal dilakukan verifikasi koordinat bersama, untuk menentukan pembangunan mercusuar masuk wilayah negara mana.

"Kita segaris dengan keputusan pertemuan antara pihak Malaysia dan Indonesia di mana ada 3 hal. Pertama, semua kegiatan dihentikan. Kedua, tak ada kegiatan militer atau penegak hukum. Ketiga, join verification pada bulan ini akan segera kita lakukan," jelas Panglima TNI Moeldoko di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/6/2014).

Moeldoko mengatakan pula, di dekat pembangunan mercusuar itu akan ditempatkan personel TNI untuk berjaga-jaga. Apalagi, daerah yang sedang disengketakan itu berhimpitan dengan wilayah Indonesia.

"Ya iya harus ada dong (prajurit TNI), wilayah kita. Ada perbedaan. Perbedaannya adalah itu grey area karena pihak Malaysia berada di sini dan kita berada di sini. Ini harus diselesaikan dulu," ucap Moeldoko.

Pembangunan mercusuar tersebut diketahui pada Minggu 19 Mei lalu oleh TNI AL yang mendapat informasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.

Sebuah kapal milik Dirjen Perhubungan Laut melihat setidaknya ada 6 kapal Malaysia bergerak di lokasi tersebut. Keenam kapal tersebut terdiri atas tiga unit kapal tunda atau tugboat, dan tiga kapal tongkang sarat logistik.

Selain itu, petugas Dirjen Perhubungan Laut juga melaporkan ada satu unit kapal perang AL Malaysia yang mengawal.

Sejauh ini, TNI AL juga telah meminta pembangunan mercusuar di kawasan Tanjung Datuk, Kalimantan yang memicu dugaan pelanggaran batas wilayah dihentikan. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya