Liputan6.com, London - Seorang jurnalis asal Amerika Serikat, James Foley meninggal dunia dengan cara sadis dan tak berperikemanusiaan. Ia menjadi korban kampanye Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengultimatum Amerika Serikat, agar tak melanjutkan serangan udara di Irak.
Wartawan GlobalPost dan AFP itu dipenggal. Pelakunya adalah seorang militan yang memakai kedok hitam dengan aksen bicara Inggris.
Kini, Kepolisian Inggris dan aparat keamanan berusaha mengidentifikasi sosok yang terpampang dalam rekaman pembunuhan Foley.
Seperti dimuat BBC, Kamis (21/8/2014), seorang sumber menyebut, si pemenggal diduga berasal dari London atau wilayah tenggara Inggris.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan, ada kemungkinan si pelaku adalah orang Inggris. Namun, kata dia, tak perlu bereaksi berlebihan.
Wartawan BBC menyebut, pria dalam video itu diduga telah melakukan perjalanan ke Suriah dalam 3 tahun terakhir. Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa ia termasuk kelompok kecil warga Inggris, yang bertugas menjaga sandera ISIS. Khusus tawanan dari negara-negara Barat.
Sementara, situs media Guardian mengabarkan, eksekutor tersebut diduga pemimpin militan Inggris yang berbasis di Suriah. Ia menyebut dirinya 'John' dan diyakini berasal dari London.
Mantan direktur antiterorisme global M16, Richard Barrett mengatakan, ia yakin identitas si pelaku bisa ditelusuri. Namun, membawanya ke depan pengadilan bukan perkara gampang. "Ada aksi yang bisa diambil setelah ia teridentifikasi," kata dia.
Proses identifikasi pelaku dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melihat data yang tersimpan di MI5, badan keamanan, dan lembaga antiteroris Inggis. Petunjuk juga dicari di media sosial.
Video berjudul "A Message to America" menunjukkan sang jurnalis yang mengenakan pakaian oranye, berlutut di samping pria bersenjata yang mengenakan pakaian dan topeng hitam.
Militan bertopeng, yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota ISIS, mengatakan kematian Foley adalah pembalasan atas serangan AS ke Irak, ke basis militan ISIS.
Setelah ia bicara, pria itu mulai memotong leher tawanannya sebelum video memudar menjadi hitam. Jasad sang wartawan kemudian terlihat terbaring di tanah.
ISIS diduga telah merekrut 400 orang dari Inggris. Sementara 69 orang yang diduga terkait dengan kelompok militan ditangkap di Britania Raya.
Sir Iqbal Sacranie penasihat Muslim Council of Britain memperingatkan, 'jihad' ala ISIS dan ideologi militan tak ada kaitannya dengan Islam. (Tnt)
Misteri 'John', Militan ISIS Pemenggal Kepala Wartawan AS
Si pemenggal diduga berasal dari London atau wilayah tenggara Inggris. Identitas aslinya sedang ditelusuri.
diperbarui 21 Agu 2014, 17:24 WIBDiterbitkan 21 Agu 2014, 17:24 WIB
Dalam video tersebut terlihat pria berusia 40 tahun itu sedang berlutut di samping seorang pria berpakaian hitam yang memegang belati di tangan kiri. (REUTERS/Social Media Website via REUTERS TV)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Merayakan Tahun Baru 2025, Boleh atau Tidak Menurut Hukum Islam?
KPK: Silakan Hasto Kristiyanto Mengelak, tapi Kami Akan Sajikan Bukti
Begini Tips Membeli Tas Birkin yang Tidak Mahal Menurut Direktur Artistik Hermes
Tetap Berkarya Meski Terkurung, Ini 7 Penjara yang Pernah Ditempati Pramoedya Ananta Toer
Awan di Bumi Makin Kecil Buat Udara Makin Panas
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 31 Desember 2024
Link Live Streaming Liga Inggris Manchester United vs Newcastle United, Mau Mulai di Vidio
Prabowo Jengkel dengan Penyelundupan: Kalau Perlu Kita Tenggelamkan Kapalnya
Link Live Streaming Liga Inggris Ipswich Town vs Chelsea, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Istigasah di Akhir Tahun, Napi di Banten Menangis
30 Ucapan Tahun Baru 2025 Islami untuk Medsos, Penuh Doa dan Harapan Terbaik
Menag Nasaruddin: Kuota Haji Indonesia Tahun 2025 Sebanyak 221 Ribu Jemaah