Liputan6.com, Jakarta - Pelaku pembunuhan sadis 2 Warga Negara Indonesia (WNI) di Hong Kong, Rurik Jutting kini harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pria asal Inggris itu akan menjalani rekonstruksi pembunuhan keji itu pada Jumat 7 November besok.
"Persidangannya sudah tahu, 7 (November) akan ada rekonstruksi peristiwanya, 10 (November) akan ada persidangan kedua," tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
‎Retno berjanji, Kementerian Luar Negeri akan memantau kasus ini tiap tahapnya. Perkembangan akan selalu diberitahukan kepada pihak keluarga. "Kita update lagi. Kita akan seoptimal dan semaksimal mungkin proteksi kita pada semua WNI," ujar dia.
Terkait jenazah 2 WNI tersebut, Retno belum mengetahui proses pemulangannya, sebab pihaknya masih membahas hal tersebut. "Nanti kita update. Nah, itulah yang kita akan bahas, ini teman-teman tim saya sedang bergerak semua," tutur Retno.
Meski jenazah 2 WNI tersebut belum dipulangkan, Retno menegaskan, pihaknya merasa tidak ada hambatan. Yang pasti, Kementerian Luar Negeri akan mengakomodir pihak keluarga. "Setahu saya sih tidak ada ya. Yang penting kan keluarga, keluarga wish-nya seperti apa."
"Saya kan nanganin kecelakaan (pesawat) MH17, semua prosesnya kan saya ikutin dari titik nol sampai sekarang saya ikutin apa semuanya.Dan tentunya yang kita prioritaskan adalah keinginan keluarga seperti apa. Kan kita bicara dulu dengan keluarga, wish-nya keluarga seperti apa, dari kita akan tindak lanjuti, tapi i reassure tim ku bergerak semua," tandas Retno.‎
Pria asal Inggris Rurik Jutting kini diperiksa oleh Kepolisian Hong Kong dalam kasus dugaan pembunuhan 2 WNI ini. Pria 29 tahun yang bekerja di Bank of America Merrill Lynch itu telah ditetapkan tersangka, setelah 2 perempuan asal Indonesia itu ditemukan tewas di apartemennya di Wan Chai.
Jutting kini sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya di Bank of America Merrill Lynch sepekan lalu. Sebuah profil di LinkedIn yang menggunakan namanya menyebutkan, pria tersebut disebut-sebut lulusan universitas ternama di Inggris, Universitas Cambridge.
Setelah sidang perdana, Jutting akan tetap ditahan dan akan kembali dihadapkan ke depan hakim pada 10 November 2014 mendatang.
Meski belum jelas identitas 2 WNI itu, disebut-sebut kedua korban adalah 'pekerja seks komersial (PSK) asal Indonesia'. Menurut wartawan BBC di Hong Kong, Juliana Liu, mareka bernama Alice dan Jessie.
Kedua perempuan tersebut ditemukan tewas di lokasi kejadian pada Sabtu dini hari pukul 03.42 waktu setempat. Seorang ditemukan dengan luka-luka di leher dan perempuan lainnya ditemukan di dalam koper. (Mut)
Rekonstruksi Pembunuhan 2 WNI di Hong Kong Digelar Jumat Besok
Terkait pemulangan jenazah 2 WNI di Hong Kong, Kementerian Luar Negeri tengah membahas.
diperbarui 04 Nov 2014, 14:59 WIBDiterbitkan 04 Nov 2014, 14:59 WIB
Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena dibunuh secara sadis oleh seorang bankir, Rurik Jutting. Mereka ditemukan tewas di apartemen milik tersangka di Wan Chai, Hong Kong.(The Telegraph)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Touring ID42NER Diwarnai Penanaman Pohon hingga Track Day di Sirkuit Mandalika
Direktur Bank di China Rebut Tunangan Anaknya Sendiri untuk Dinikahi
Ini 'SOP' Kematian Menurut Ustadz Adi Hidayat, Penting Diketahui
Erick Thohir Ingin BTN Jadi Bank Raksasa
Resep Nagasari Tepung Beras 500 Gram: Panduan Lengkap Membuat Kue Tradisional yang Lezat
Mahalini Umumkan Kehamilan Anak Pertamanya dengan Rizky Febian: Bintang Kecil di Perutku...
Polisi Buru 5 Pelaku Perampokan di Tol Tanjung Priok
Tarif Listrik Tak Naik, PLN Jamin Pasokan untuk Semua Pelanggan Tetap Andal
Proyeksi Harga Kripto Januari 2025, Tembus Berapa?
Butuh Dana Segar, Manchester United Coba Jual 3 Pemain ke Turki
Polisi Tetapkan Penyewa Mobil Sebagai Tersangka Kasus Penembakan Bos Rental
4 Januari 1800: Martha Christina Tiahahu, Pejuang Wanita yang Berperang pada Usia Belia