Liputan6.com, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menemukan puing pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 pada Selasa siang kemarin, setelah kapal terbang 2 hari hilang kontak. Pengamat asing memuji gerak cepat Basarnas dalam proses pencarian. Tim pencari dan penyelamat tanah air pun dinyatakan sebagai yang terbaik se-Asia.
"Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi bencana. Mereka sangat andal dalam investigasi kecelakaan," kata Greg Waldron selaku pengamat dan ahli penerbangan internasional, seperti dimuat Wall Street Journal, Rabu (31/12/2014).
Menurut dia, Basarnas telah melancarkan aksi pencarian yang ekstra cepat hingga berhasil menemukan puing pesawat AirAsia dan jenazah penumpang dalam waktu yang terbilang singkat. Kendati, cuaca buruk menghambat langkah mereka.
Selain itu, lanjut Waldron, peneliti Indonesia memiliki relasi yang baik dengan badan keselamatan penerbangan di seluruh dunia, termasuk Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat.
"Sehingga penyelidikan efektif, dilakukan secara menyeluruh dari segala lini," ujar pria yang menjadi managing editor situs blog penerbangan FlightGlobal tersebut.
Dijelaskan bahwa tim Indonesia dinilai sangat berpengalaman dengan penyelidikan dan pengamanan kecelakaan pesawat. Misalnya pesawat Lion Air Boeing 737-800 jatuh ke laut di Bali pada April 2013. Walau tidak ada korban meninggal dalam kecelakaan itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung menerbitkan laporan awal Mei tahun 2013.
Selain itu, laporan pendahuluan pada kecelakaan pada penerbangan uji coba Sukhoi Superjet 100 Mei 2012 yang menewaskan 45 orang langsung dikeluarkan pada bulan Agustus tahun itu.
Sementara itu, analis penerbangan, Will Ripley, menilai Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah yang tepat dalam menangani keluarga penumpang. Indonesia mencoba terus memberikan kabar terbaru yang jelas pada pihak kerabat.
Begitu juga langkah CEO AirAsia Tony Fernandes yang turun langsung ke Surabaya untuk menemui keluarga penumpang. Menurut Ripley, apa yang telah dilakukan Fernandes dalam menghadapi krisis ini sangat meyakinkan.
"Otoritas dan maskapai berkoordinasi dengan baik. Mereka juga menempatkan keluarga penumpang sebagai prioritas utama dalam situasi yang buruk ini," kata Ripley seperti dikutip CNN.
Hingga saat ini, Basarnas gabungan telah menemukan sejumlah benda dan serpihan yang diduga merupakan bagian dari Pesawat AirAsia QZ8501. Temuan itu berada di daerah Sektor V pencarian, yakni di bagian utara Laut Jawa dekat Selat Karimata atau dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Tim juga telah mengevakuasi 6 jenazah dan telah berada di kapal yang dibawa menuju Pangkalan Bun. Rencananya jenazah akan diterbangkan dari Pangkalan Bun ke Surabaya, Jawa Timur, untuk proses identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. (Riz/Yus)
Energi & Tambang