88 WNI dari Yaman Tiba di Tanah Air Besok

Puluhan WNI ini rencananya tiba di Tanah Air, besok Minggu 5 April 2015.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Apr 2015, 17:12 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2015, 17:12 WIB
Tim TNI Evakuasi WNI Tiba di Oman
Tim Satgas Penyelamatan dan Pengangkutan WNI yang ada di Yaman telah tiba di Kota Salalah, Oman, Jumat pagi (3/4/2015). Personel yang berjumlah 22 orang itu akan membawa pulang WNI yang masih berada di Yaman. (Puspen TNI)

Liputan6.com, Jakarta Yaman masih bergejolak. Negara tersebut dilanda perang saudara yang diperparah adanya serangan dari pihak asing. Akibat serangan tersebut, sejumlah negara mulai mengevakuasi warganya. Termasuk Indonesia.

Upaya itu telah dilaksanakan pemerintah melalui tim gabungan yang dikoordinasi Kementerian Luar Negeri, sejak Yaman mulai bergejolak.  Saat ini upaya tersebut sudah menemui hasil.

Puluhan WNI ini rencananya tiba di Tanah Air, besok Minggu 5 April 2015. Rencananya setelah mendarat para WNI akan segera pulang ke daerah masing-masing.

"Kemlu RI kembali akan menerima 88 WNI dari Yaman," sebut keterangan pers Kemlu kepada Liputan6.com, Sabtu (4/4/2015). "Mereka akan diserahkan kepada Pemda tempat asal para WNI masing-masing," sambung pernyataan itu.

Dari data Kementerian Luar Negeri (Kemlu), terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mereka mayoritas bertempat tinggal di Yaman selatan, yang kondisinya lebih kondusif.

Sebanyak 2.626 WNI berprofesi sebagai mahasiswa, pekerja profesional di bidang perminyakan ada 1.488 orang, 45 lainnya merupakan staf kedutaan Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada beberapa jalur yang diambil untuk evakuasi. "Kita akan evakuasi melalui Oman dan Arab Saudi. Kalau dari Oman, kita ambil di titik Salalah," ujar Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin 30 Maret 2015.

Tak hanya Indonesia, satu per satu perwakilan dari negara lain di Yaman mulai ditarik pulang, termasuk PBB.

"Kami telah menarik sisa personel internasional dari Yaman, sementara kepala badan HAM PBB memperingatkan bahwa negara itu berada di tepi jurang kehancuran total," kata juru bicara lembaga tersebut Farhan Haq seperti dikutip dari VOA News, Rabu (1/4/2015).

Konflik di Yaman memanas ketika pemberontak Houthi mulai beraksi, merebut sejumlah wilayah di negara tersebut. Kelompok Houthi diduga dibeking mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang sebelumnya digulingkan. (Ger/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya