Ribuan Pendatang Diselamatkan Kapal Prancis dan Italia

Para pendatang yang selamat sudah dibawa ke Italia, namun operasi penyelamatan masih terus berlanjut.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Mei 2015, 02:19 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 02:19 WIB
Kapal Tenggelam di Laut Mediterania, 200 Imigran Tewas
Menurut data UNHCR, hingga kini, ada sekitar 3.500 orang tewas tenggelam di Laut Mediterania.

Liputan6.com, Roma - Lebih dari 3.700 pendatang yang ingin menuju daratan Eropa diselamatkan dari lepas pantai Libia, kawasan Laut Mediterania, pada Sabtu dan Minggu kemarin. Demikian disebutkan penjaga pantai Italia.

Mereka diselamatkan dari kapal kayu dan kapal karet lewat operasi terpisah yang dilakukan oleh kapal milik Prancis dan Italia. Para pendatang yang selamat sudah dibawa ke Italia, namun operasi penyelamatan masih terus berlanjut.

Seperti dilansir BBC, Senin (4/5/2015), diperkirakan masih banyak pendatang yang akan berupaya melakukan penyeberangan berbahaya itu karena para penyelundup manusia memanfaatkan cuaca yang lebih baik sejalan dengan berakhirnya musim dingin.

Sepanjang tahun ini saja sedikitnya sudah lebih dari 1.750 pendatang tewas saat berupaya menyeberang laut Mediterania, yang merupakan peningkatan korban jiwa sampai 2 kali lipat dibanding periode yang sama tahun 2014 lalu dengan 96 korban tewas.

Uni Eropa Tingkatkan Dana Operasi

Dalam pertemuan darurat Uni Eropa bulan lalu untuk membahas krisis pendatang dari kawasan Afrika, para pemimpin Eropa sepakat untuk meningkatkan dana operasi penyelamatan sampai 3 kali lipat.

Salah satu langkah yang akan ditempuh oleh operasi yang dijalankan badan perbatasan Uni Eropa, Frontex, adalah menyerang kapal atau perahu yang digunakan para penyelundup manusia.

Para penyelundup yang meminta bayaran dari para calon pendatang sering memaksa mereka berdesakan sampai melebihi kapasitas kapal atau perahu.

Tahun lalu Italia memperkecil skala operasi penyelamatan setelah beberapa negara anggota Uni Eropa, termasuk Inggris, mengatakan tidak mampu mendanainya.

Keputusan yang dikritik keras khususnya setelah pertengahan April lalu ketika lebih dari 800 pendatang tewas ketika kapal yang membawa mereka tenggelam di lepas pantai Libia. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya