Liputan6.com, Jianli, China - Jumlah korban tewas akibat tenggelamnya Kapal Dongfangzhixing atau Bintang Timur di Sungai Yangtze, China, terus bertambah. Jumlah jenazah korban yang ditemukan saat ini total mencapai 331.
Tim penyelamat mengangkat bangkai kapal pesiar tersebut dengan menggunakan crane ke permukaan Sungai Yangtze pada Jumat 5 Juni petang waktu setempat. Ditemukan 234 jasad. Kemungkinan untuk menemukan penumpang selamat dalam kapal Dongfangzhixing semakin kecil.
"Hanya 14 orang dari 456 penumpang dan kru yang selamat dalam kecelakaan tersebut. 111 Orang masih dinyatakan hilang," ucap seorang pejabat Kantor Pusat Penyelamatan di Kota Jianli, Provinsi Hubei, China, seperti dilansir Xinhua, Sabtu (6/6/2015).
Pejabat itu menjelaskan, lebih dari 3.400 tentara, 1.700 petugas gabungan dengan 149 kapal, 59 mesin dan helikopter telah bergabung dalam misi penyelamatan kapal pesiar yang tenggelam pada Senin 1 Juni 2015 malam.
Seperti dikutip dari BBC, Presiden Xi Jinping berjanji menggelar penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan kapal terburuk di Tiongkok selama 60 tahun terakhir. Xi Jinping menjanjikan hal itu setelah mendapat protes dari para keluarga penumpang yang berada di lokasi kecelakaan.
Sebelum tenggelam, kapal Dongfangzhixing itu sedang dalam pelayaran dari Nanjing menuju Chongqing. 14 Orang yang selamat melompat dari atas kapal ketika mulai tenggelam. Kapten dan kepala teknisi kapal, yang juga ikut melompat dari atas kapal, telah ditahan.
Sejauh ini penyebab kecelakaan belum diketahui. Namun berdasarkan penyelidikan awal, Kapal Dongfangzhixing tenggelam akibat amukan badai.
Pada 2 tahun lalu, data Badan Maritim Cina menunjukkan, kapal tersebut diselidiki karena pelanggaran standar keselamatan. Dan sempat ditahan bersama 5 kapal lain pada tahun 2013 lalu karena masalah keselamatan.
Kecelakaan laut di China yang paling mematikan, yaitu pada November 1999. Ketika itu feri Dashun terbakar dan tenggelam di Provinsi Shandong dengan jumlah korban 280 orang.
Kecelakaan kapal Dongfangzhixing atau Bintang Timur menjadi insiden mematikan di Tiongkok sejak peristiwa tenggelamnya kapal SS Kiangya di Shanghai pada 1948 yang menewaskan sekitar 2.750-4.000 orang. (Ans/Sss)
Advertisement