Liputan6.com, Yulin - Festival tahunan di Yu Lin, Cina, menimbulkan kontroversi karena melibatkan sekumpulan anjing yang dibantai hidup-hidup dan dijadikan santapan.
Namun, tidak semua penduduk Cina bersalah atas penyiksaan hewan itu. Seorang pensiunan guru sekolah dan advokat hak asasi hewan menyelamatkan 100 ekor anjing pada hari Sabtu 19 Juni.
Ia rela membayar $1.100 atau sekitar Rp14,3 juta untuk menyelamatkan hewan-hewan itu dari festival pembantaian tersebut.
Advertisement
Dilaporkan Huffington Post, demi menyelamatkan anjing-anjing tersebut, Yang Xiaoyun bepergian sejauh 1.500 mil dari rumahnya di kota Tianjin.
Wanita 65 tahun itu sudah mendedikasikan hidup untuk menyelamatkan hewan sejak tahun 1995, saat ia mengangkat seekor anak kucing terlantar yang jatuh ke sungai. Pada tahun 1999, ia mendirikan tempat perlindungan anjing dan kucing bernama "Rumah untuk Semua".
Ia sudah mengangkat ratusan hewan dan menjual rumahnya, dan mengandalkan ruang sewaan untuk menampung mereka. Setiap harinya, Yang menyiapkan makanan untuk seluruh hewan yang dianggap sebagai anak sendiri.
Saat ini terhitung ada 1.500 anjing dan 200 kucing di rumah penampungannya.
Aksi kebaikan Yang menarik perhatian mancanegara dan para aktivis, terhadap festival tahunan Yulin.
Walau konsumsi daging anjing lumrah di Cina, namun festival Yulin tercatat baru ada tahun 2009. Sekitar 10.000 anjing dibunuh di festival itu setiap tahunnya.
Beberapa anjing bahkan ditemukan mengenakan kalung, mengindikasikan bahwa mereka adalah anjing peliharaan yang dicuri. (Alx/Tnt)