Eksekusi Mati Seorang Pemuda, Pakistan Dikecam Dunia

Pasca-eksekusi sejumlah kelompok penggiat HAM dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langsung mengajukan protes.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Agu 2015, 12:15 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2015, 12:15 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Islamabad - Pakistan mendapat sorotan tajam dunia. Hal ini terkait dengan eksekusi mati seorang pemuda bernama Shafqat Hussain.

Hussain dihukum mati dengan cara digantung. Pasca-eksekusi sejumlah kelompok penggiat HAM dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langsung mengajukan protes.

Keberatan tersebut karena Hussain dihukuman mati terkait pembunuhan bocah berumur 7 tahun. Namun, saat tindakan itu dilakukannya Hussain masih berumur 15 tahun.

"Pengadilan (terhadap Hussain) di bawah standar internasional dan kami mendesak Pakistan melaksanakan investigasi terkait dugaan adanya penyiksaan terhadap korban (eksekusi mati Pakistan)," ucap pernyataan resmi PBB, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (4/8/2015).

Desakan agar eksekusi mati terhadap Hussain agar ditunda sebenarnya tidak hanya datang dari luar negeri. Beberapa lembaga negara dalam negeri termasuk Pemerintahan Daerah Kashmir sudah menyampaikan keberatannya.

Bahkan Pemerintah Daerah Kashmir secara khusus meminta Presiden Mamnoon Hussain menunda eksekusi untuk melaksanakan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, permintaan tersebut diacuhkan otoritas Pakistan.

"Yang kami tahu Shafqat Hussain dieksekusi 10 atau 12 menit sebelum solat subuh," ujar seorang pejabat Pemerintah Daerah Kashmir yang namanya tidak mau disebutkan.

Sejak Desember 2014, Pemerintah Pakistan sudah mengekskusi 180 orang. Hukuman  besar-besaran tersebut dilaksanakan setelah moratorium eksekusi mati yang berlaku sejak 2004 dicabut.

Pemeritah Pakistan beralasan, moratorium harus dicabut untuk memberikan efek jera terhadap pelaku kejahatan khususnya kelompok Taliban, yang pada beberapa bulan melakukan pembataian masal terhadap 150 warga Pakistan. (Ger/Rie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya