Liputan6.com, Tobago - Pihak otoritas Karibia meluncurkan tindakan permintaan darurat untuk membersihkan pantai dari serbuan rumput laut alga cokelat dari pantai mereka. Dari Republik Dominika di bagian utara hingga Barbados di timur, serta Karibia Meksiko di Barat, meminta dana darurat untuk membersihkan pantai dari serbuan sargassum -- alga berwarna cokelat yang berbau menyengat seperti telur busuk.
"Tahun ini serbuan alga cokelat begitu mengkhawatirkan. Kami membutuhkan bantuan secara regional untuk membersihkan laut Karibia dari bau menyengat dan tumpukan sargasum demi keindahan pantai ini," kata Ketua Asosiasi Hotel dan Pariwisata Tobago, Christoper James, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (10/8/2015).
Merajalelanya pertumbuhan alga cokelat ini terjadi sejak tahun 2011 lalu. Para peneliti beranggapan bahwa serbuan sargasum terjadi karena semakin hangatnya temperatur laut akibat perubahan iklim. Di samping itu, nutrisi dan polusi berpengaruh pada meledaknya populasi ini.
Advertisement
Brian Lapointe, ahli alga cokelat dari Universitas Florida Atlantik mengatakan, tumbuhan itu baik untuk membersihkan laut. Pantai Karibia bisa sebersih seperti sekarang karena sargasum memakan bakteri di pantai itu.
Hanya saja, pertumbuhan yang begitu cepat malah membuat ikan-ikan mati. Belum lagi adanya bau menyengat dari banyaknya tumpukan alga cokelat itu.
"Ini sudah terjadi dari tahun 2011. Mungkin ini fase 'baru' mereka," ucap Brian melalui e-mail atau surat elektroniknya kepada Guardian.
Menuju Pantai Gading
Hamparan alga cokelat ditemukan di Laut Kariba dan Samudra Atlantik. Mereka juga bergerak menuju Pantai Gading dan Gana.
Nama Sargassum berasal dari Portugis yang berarti anggur, banyak ditemukan di perairan hangat Sargasso, berjarak sekitar 3 juta kilometer dari Karibia. Ia menghidupi habitat seperti batu koral, mahi-mahi, tuna, belut, udang, kepiting dan kura-kura laut. Selain sebagai nutrisi bergizi, sargasum juga sebagai tempat bersembunyi hewan-hewan tersebut dari serangan predator.
Namun, peneliti berpendapat alga cokelat di Karibia tidak berhubungan dengan sargassum di perairan Sargasso di Portugis.
"Meskipun sama-sama sargassum, tapi keduanya tidak berhubungan satu sama lain," kata Jim Franks, peneliti senior dari Universitas Southern Mississipi. Sejauh ini para ahli menyimpulkan dua jenis alga cokelat ini mirip tapi tak sama.
Bahayakan Habitat
Apa pun alasannya, pertumbuhan masif sargassum telah membuat tantangan pariwisata tersendiri bagi Karibia. Selain itu, pembersihan alga cokelat malahan bisa membahayakan habitat di perairan tujuan turis itu.
"Kami mendapat laporan sejumlah kura-kura laut terjebak dalam alga cokelat di Karibia. Kami mengkhawatirkan apabila alat berat digunakan, binatang yang terperangkap justru terbunuh," kata ketua program Komisi Laut Sargasso, Faith Bulger.
Namun, tidak semua turis membatalkan rencana liburan mereka. "Bau alga cokelat itu sangat parah. Tapi saya menikmati liburan ini," tutur salah satu turis Jerman Oliver Pahlke kepada Guardian.
Senada dengan turis Kanada, Anne Alma, ia tidak mempedulikan bau alga cokelat itu.
"Aku dengar dari temanku bahwa baunya menyengat sekali. Tapi, aku mendengar pemerintah sedang membersihkan alga cokelat itu, sekarang aku penasaran, ke mana mereka membuang alga cokelat itu," pungkas Anne. (Rie/Ans)